Dokter: Antibiotik Bukan Harus Dihabiskan, Tapi...
- Freepik/freepik
VIVA Lifestyle – Antibiotik biasanya diresepkan oleh dokter untuk mengatasi beberapa penyakit terkait infeksi bakteri. Obat ini dapat berupa pil, kapsul, salep oles, obat tetes hingga obat suntik.
Nah, seringkali, dokter berpesan untuk menghabiskan antibiotik, agar bisa bekerja dengan efektif dalam mengobati penyakit. Terlebih, jika antibiotik dikonsumsi secara tidak tepat termasuk tidak dihabiskan, maka dapat berbahaya bagi kesehatan. Benarkah?
Yuk, scroll ke bawah untuk mengetahui penjelasan dokter.
Dokter Spesialis Anak, Dr. Devie Kristiani, Sp.A, meluruskan anggapan tersebut. Menurutnya, kalimat antibiotik harus dihabiskan itu tidak tepat. Lalu, apa yang benar?
"Bukan harus dihabiskan, tetapi harus diminum sampai dengan tuntas," ujarnya saat Konferensi Pers Virtual: Kampanye #PerlindunganKeluargaSehat kolaborasi Lifebuoy dan Halodoc, yang digelar belum lama ini.
"Nah tuntas itu tergantung dengan peresepan dokter. Jadi, ada antibiotik yang cukup diminum 3 hari, ada yang 7 hari, bahkan ada antibiotik yang harus diminum 10-14 hari," sambung dia.
Sekali lagi, dokter Devie menegaskan bahwa antibiotik itu bukan untuk dihabiskan. Sebab, takaran dan dosis setiap orang berbeda-beda.
"Karena satu botol sirup antibiotik itu mungkin untuk anak-anak yang lebih kecil, separuh saja sudah cukup atau sudah selesai. Tapi pada anak yang lebih besar, yang berat badannya lebih, mungkin tidak cukup hanya satu botol tapi harus menghabiskan dua botol," jelas dia.
Jadi, kata Devie, istilah yang benar adalah bukan menghabiskan tapi antibiotik harus diminum sampai dengan tuntas. Apa alasannya?
"Agar semua kuman di dalam tubuh yang menyebabkan penyakit itu mati. Kalau dia tidak mati, ibaratnya hanya pingsan saja, nanti dia bisa bangun lagi dan akan jadi lebih kebal. Itu yang hati-hati sekali bahaya resistensi obat," ungkapnya.
Dokter Devie pun memperingatkan bahwa antibiotik harus diminum sesuai anjuran dokter agar tahu persis berapa dosis yang kita butuhkan.