Perempuan dengan Hipertensi Boleh Program Hamil, Ini Syaratnya

Hipertensi
Sumber :
  • http://4.bp.blogspot.com

VIVA Lifestyle – Kehamilan merupakan dambaan sebagian besar pasangan untuk dapat memiliki keturunan yang diharapkan. Kendati begitu, banyak hal yang menjadi kendala kehamilan yang mencakup kesehatan secara menyeluruh, termasuk hipertensi.

Mengintip Perayaan Hari Ibu di Berbagai Negara, Ada yang Sampai Pergi ke Pemakaman

Kesehatan tubuh yang prima menjadi syarat utama untuk kehamilan calon ibu. Untuk itu, pasien yang mengidap hipertensi kerap khawatir untuk bisa mengandung janin di rahim lantaran takut berdampak pada kesehatan bayinya kelak.

Seperti apa penjelasan tentang syarat pasien hipertensi boleh untuk menjalani program hamil? Scroll artikel berikut ini.

Golkar Rayakan Hari Ibu dengan Bedah Buku dan Pemberdayaan Perempuan

Dokter Spesialis Saraf RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, dr. Eka Harmeiwaty, Sp.S, membeberkan bahwa pasien hipertensi boleh untuk menjalani program hamil.

Ilustrasi hipertensi.

Photo :
  • U-Report
Waspada Hipertensi Saat Kehamilan! Ini Tips untuk Mencegahnya

Akan tetapi, perlu dijalani sejumlah syarat agar kehamilannya lancar dan meminimalisir komplikasi penyakit, baik pada ibu dan bayi.

"Orang hipertensi boleh hamil yang penting tensi terkontrol," ujarnya dalam webinar beberapa waktu lalu.

Seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan darahnya lebih di atas angka ideal yakni 120/80 mmHg. Pada kondisi hipertensi yang terus menerus terjadi, dapat menyebabkan gumpalan darah otak mengeras.

Bahkan, hipertensi yang diabaikan membuat aliran darah menuju otak terhambat sehingga memicu terjadinya stroke.

cegah hipertensi

Photo :
  • U-Report

"Jika berencana hamil, harus komunikasikan dengan dokter sehingga tidak diberikan obat yang memberi kecacatan pada bayi. Obat ACE Inhibitor tidak voleh diberikan pada ibu. Jadi tidak ada kontraindikasi jika mau hamil, tapi sarannya itu," bebernya.

Bila kondisi hipertensi dibiarkan, tak hanya ibu yang berdampak tapi juga janinnya. Akan ada kemungkinan yang buruk saat kehamilan maupun ketika proses persalinan pada bayinya kelak.

"Komplikasi bisa saja mungkin bayi tidak tumbuh baik. Berat badan akan rendah atau bisa saja keguguran. Selama hamil memang tensi harus rendah," tambahnya.

"Bisa juga hipertensi karena hamil, bisa karena perubahan tubuhnya. Kalau tidak hamil, normal lagi tensinya. Intinya, kalau ibu hamil tetap beri obat hipertensi dan tidak ganggu perkembangan janin," pungkasnya.

Hipertensi.

Photo :
  • U-Report

Sebelumnya dokter Eka menerangkan bahwa data menunjukkan 55,9 persen pengidap hipertensi tinggal di area perkotaan. Dari data tersebut, ditemukan sebanyak 54,3 persen wanita yang mengalami hipertensi.

Ada pun untuk usia pengidap hipertensi pada kelompok 45 hingga 54 tahun sebesar 24 persen. Sementara itu, sebesar 20,4 persen dialami pasien berusia 35-44 persen. Serta, paling sedikit pada usia 55-64 tahun sebesar 19,5 persen.

"Berdasarkan data ini, hipertensi justru ditemukan pada seseorang dengan usia produktif," ujarnya dalam Webinar, Rabu 31 Agustus 2022.

Untuk pemicu dari hipertensi sendiri dari berbagai faktor, tak terkecuali pola hidup yang gemar mengonsumsi makanan tinggi garam dengan rasa asin dan gurih.

Terlebih, dokter Eka menegaskan bahwa ras Asia terbukti lebih sensitif terhadap garam dibanding ras Eropa dan Amerika.

"Yang jelas-jelas terbukti menyebabkan tekanan darah tiba-tiba menjadi naik itu adalah garam, contohnya mie instan, itu garamnya tinggi banget jadi asin," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya