Dokter Sebut Udara Dingin dan Polusi Picu Hipertensi
- Pixabay/rawpixel
VIVA Lifestyle – Risiko hipertensi rupanya ditengarai oleh sejumlah faktor seperti pola hidup kurang baik hingga asupan nutrisi yang tidak tepat. Namun siapa sangka, ada dua faktor lainnya yang juga turut berkontribusi dalam memicu hipertensi mulai dari perubahan suhu udara hingga kondisi polusi di lingkungan sekitar.Â
Dokter Spesialis Saraf RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, dr. Eka Harmeiwaty, Sp.S, mengatakan bahwa ada kecenderungan peningkatan tekanan darah ketika suhu lingkungan berubah. Ketika suhu menjadi lebih tinggi dan membuat tubuh kedinginan, ternyata memicu pembuluh darah menyempit hingga terdeteksi sebagai hipertensi.
"Hipertensi cenderung lebih tinggi saat udara dingin. Hal ini karena suhu rendah bisa membuat pembuluh darah menyempit secara sementara," tuturnya dalam webinar, Rabu 31 Agustus 2022.
Pembuluh darah yang menyempit untuk sementara tersebut, lanjut dokter Eka, membuat aliran darah sulit untuk melewatinya. Padahal, aliran darah akan sangat dibutuhkan oleh organ-organ lain di tubuh sehingga membuat aliran tersebut memaksa melewati pembuluh darah dengan sejumlah tekanan.
"Kondisi ini mampu meningkatkan tekanan darah karena akan lebih banyak tekanan yang diperlukan untuk memaksa darah melewati pembuluh darah lewat arteri yang menyempit," bebernya.
Sementara itu, polusi udara yang buruk juga dianggap sebagai pemicu hipertensi yang berisiko terhadap terjadinya stroke. Dalam banyak penelitian, polusi di perkotaan yang tinggi membuat tubuh terpapar dalam jangka panjang dan disertai penyakit kardiovaskular lainnya.
"Ditambah lagi beberapa gaya hidup masyarakat perkotaan juga mampu memicu Hipertensi seperti diet yang tidak sehat dan cenderung memiliki gaya hidup sedenter yang merupakan faktor penyebab stroke juga," tukasnya.
Ada pun faktor risiko lain dari hipertensi yang sebenarnya dapat dimodifikasi mulai dari berat badan, asupan makan hingga merokok dan stres. Sebab, sudah terbukti bahwa berat badan berlebih atau obesitas, asupan tinggi garam dan natrium, minim olahraga, hingga stres tinggi dan merokok, dapat berisiko pada kondisi hipertensi.
"Perlu diperhatikan faktor-faktor risiko yang bisa menyebabkan hipertensi itu sendiri, seperti usia, obesitas, makanan yang terlalu mengandung garam dan sedikit kalium, kurangnya berolahraga, merokok dan konsumsi alkohol, hingga stress. Faktor risiko tersebut mampu membuat tekanan darah tidak stabil," tandasnya.