Pakar IDI Sebut Vaksin Cacar Monyet Bukan untuk Massal

Cacar monyet
Sumber :
  • times of india

VIVA Lifestyle – Vaksin cacar monyet sudah mulai dipersiapkan dibeberapa negara untuk mengantisipasi lonjakan kasus yang mewabah. Tak terkecuali di Indonesia yang sudah ditemukan satu kasus konfirmasi pada pria berusia 27 tahun.

IDI Tegaskan Dokter Tak Boleh Jadi Influencer Sampai Promosikan Produk Kesehatan

Ketua Satgas Monkeypox PB IDI, dr Hanny Nilasari, SpKK menerangkan bahwa perkembangan vaksin cacar monyet sedang dilakukan konsolidasi oleh pihaknya. Hal tersebut dilakukan untuk memberi rekomendasi vaksin terbaik untuk nanti dipilih oleh Kementerian Kesehatan RI.

"Belum ada yang direkomendasikan karena divisi tatalaksana masih akan berkonsolidasi dan memfinalisasi hasil kajiannya di hari Kamis malam. Mudah-mudahan hari Jumat saya bisa memberikan lebih update yang kami rekomendasikan ke Kemenkes," kata Hanny ditemui di kantor PB IDI, Gedung Dr R Soeharto, Jakarta, Selasa 30 Agustus 2022. 

Bahaya BPA Ditegaskan Bukan soal Bisnis, Tapi Ancam Kesehatan Konsumen

Untuk vaksin cacar monyet yang ada saat ini, kata Hanny, terdapat tiga generasi. Namun untuk generasi pertama tidak diindikasikan sehingga IDI sedang mengkaji vaksin generasi kedua dan ketiga. Meski begitu, Hanny menegaskan bahwa vaksin cacar monyet tetap tak digunakan secara massal.

Monkeypox atau cacar monyet

Photo :
  • crosstimbersgazette
Menkes Ungkap Sebahaya Apa Monkeypox

"Tentunya vaksin ini bisa mengakomodasi untuk seluruh populasi yang memang kontak erat, karena memang sampai saat ini kan vaksin tidak diindikasikan digunakan secara massal," jelasnya.

Ada pun Hanny menjelaskan bahwa vaksin generasi pertama bukan yang di tahun 1980, waktu kasus pertama cacar monyet ditemukan, namun vaksinnya berasal dari virus claude 1. Hal tersebut didasari atas manifestasi gejala yang ditunjukkan pada sebagian besar pasien, yang berbeda dengan kasus pertama kali ditemukan di Afrika.

"Karena kalau yang ini kan clade-nya yang kedua ya, karena kalau kita lihat dari gejala klinis itu manifestasinya lebih ringan. Yang di Kongo atau yang di Afrika itu kan lebih berat ya manifestasinya," tuturnya.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan pada 23 Mei bahwa wabah cacar monyet baru-baru ini tidak memerlukan vaksinasi massal, dengan alasan bahwa langkah-langkah seperti kebersihan dan seks yang aman akan membantu mengendalikan penularan.

Namun, sejumlah negara telah mengumumkan rencana untuk membuat vaksin cacar monyet dapat diakses oleh bagian populasi yang ditargetkan. Seperti oleh Otoritas kesehatan Prancis merekomendasikan untuk memulai kampanye vaksin yang ditargetkan terhadap cacar monyet pada 24 Mei. Rekomendasi untuk vaksinasi meluas ke orang dewasa yang berisiko yang telah melakukan kontak dengan pasien yang dikonfirmasi memiliki virus.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya