Pemprov Bagi-bagi Kondom: Bukan Legalkan Seks di Luar Nikah
- Pixabay/Anqa
VIVA Lifestyle – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat membagikan alat kontrasepsi atau kondom menyasar para Wanita Penjaja Seksual (WPS) di daerah untuk memutus mata rantai penularan HIV/AIDS. Dinkes menegaskan layanan ini juga bukan bentuk dukungan melegalkan seks di luar pernikahan.
"Jadi kita ada layanan kondom, layanan kondom ini untuk mencegah penularan penyakit menular terutama kita fokuskan ke WPS atau wanita penjaja seks, kita berikan kondom. Itu adalah program kita untuk mencegah penularan HIV itu," ujar Ketua Tim Pencegahan Penyakit Menular dan Tidak Menular Dinkes Jabar Yudi Komarudin, Sabtu 27 Agustus 2022.
Yudi menerangkan, pembagian kondom itu dilakukan oleh Pemprov Jabar dengan melibatkan Dinas Kesehatan di tingkat kabupaten dan kota hingga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan pemerhati HIV/AIDS.
"Kalau di wanita penjaja seks kan kebetulan kita punya LSM yang pemerhati HIV, jadi melalui LSM tersebut. Jadi mereka biasanya contoh bisanya ada satu LSM dan dia itu punya populasi kunci WPS di bawah dia gitu," katanya.
"Kalau kita (Dinas Kesehatan) langsung membagikan kondom mah siapa yang mau atuh, jadi harus melalui LSM tersebut kan mereka memang sudah dijalin hubungan inter personalnya," tambahnya.
Kondom yang dibagikan menyesuaikan dengan yang disediakan di masing-masing daerah. Yudi menyebut ada anggaran yang disediakan Kementerian Kesehatan untuk penyediaan kondom guna mencegah penularan HIV AIDS.
Selain kondom, pihaknya menyediakan pengadaan alat suntik yang diketahui jadi salah satu media penularan HIV AIDS.
"Dari Kementerian Kesehatan (alokasinya), kita gak mengadakan. Jabar misalnya Dinas Kesehatan Pemprov Jabar gak mengadakan kondom, tapi kita mendapatkan dari Kementerian terus dari Kementerian itu disalurkan," katanya.
Pemprov Jabar juga rutin melakukan tes HIV/AIDS kepada para penjaja seks, waria, hingga ibu hamil. Diketahui, hasil tes yang dilakukan selama rentang waktu Januari hingga Juni 2022 dengan menyasar kepada 314.643 orang, didapati ada 3.744 temuan kasus infeksi HIV/AIDS di Jabar.
"Ada pengetesan yang dilakukan secara rutin, pertama memang kita lakukan kepada populasi yang berisiko yaitu populasi kunci itu kita lakukan tes ke wanita penjaja seks terus ke waria dan ke LSM, itu kita lakukan," terangnya.