Kasus Cacar Monyet Mengintai Anak, Haruskah Isolasi di Rumah?

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • Pexels/miroshnichenko

VIVA Lifestyle – Kasus cacar monyet atau monkeypox kian bertambah, bahkan kini mulai menjangkiti kelompok anak sehingga memicu kekhawatiran para orangtua. Hal ini memacu Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merilis panduan baru mengenai cacar monyet untuk sekolah dan fasilitas penitipan anak bertepatan dengan tahun ajaran baru dimulai. 

PBB: Kematian Anak Palestina akibat Dibunuh Tentara Israel di Tepi Barat Naik Tiga Kali Lipat

Risiko saat ini untuk anak-anak di Amerika Serikat terinfeksi cacar monyet rendah meskipun total kasus nasional melebihi 15.900. Di Indonesia sendiri baru ditemukan satu pasien cacar monyet pada laki-laki usia 27 tahun.

Adapun dengan anak-anak kembali ke sekolah, badan kesehatan masyarakat nasional mengatakan pengaturan yang melayani anak-anak harus mengikuti "Panduan operasional sehari-hari". Hal ini untuk mengurangi penyebaran penyakit menular tersebut.

KPAI Sebut Anak-anak Rentan Jadi Objek Politik Selama Tahapan Pilkada 2024

Ini termasuk ditujukan pada anak-anak, staf, dan sukarelawan yang tinggal di rumah saat sakit. Panduan tersebut menegaskan agar memastikan akses ke persediaan cuci tangan yang memadai, termasuk sabun dan air. Selain itu, juga mempertahankan praktik pembersihan dan disinfeksi rutin.

cacar monyet

Photo :
  • pixabay
Israel Tahan 270 Anak Palestina dengan Kondisi Memprihatinkan, Menurut Komisi Urusan Tahanan

Isi panduan juga membeberkan untuk mengidentifikasi ruang pribadi untuk penilaian anak yang sakit jauh dari orang lain, dan menyediakan layanan pribadi. Serta, alat pelindung diri (APD) untuk staf yang merawat siswa dengan penyakit menular.

Jika fasilitas penitipan anak melaporkan kasus cacar monyet, lembaga mendesak administrator untuk memberi tahu staf dan orangtua, dan menghubungi departemen kesehatan setempat untuk membantu pelacakan kontak. Mereka yang telah terpapar tidak perlu tinggal di rumah jika tidak menunjukkan gejala.

"Setiap anak yang mengalami gejala harus diisolasi sampai lesi yang terbentuk dari virus berkeropeng, telah rontok, dan lapisan kulit yang sehat telah terbentuk, yang dapat memakan waktu hingga 4 minggu setelah gejala dimulai," tulis situs tersebut, dikutip dari laman People, Kamis 25 Agustus 2022.

"Staf yang memantau seorang anak atau remaja harus menghindari kontak dekat, jika memungkinkan, tetapi terus merawat anak dengan cara yang sesuai dengan usianya," lanjut CDC.

Ilustrasi cacar monyet/monkeypox.

Photo :
  • Freepik

Sebelumnya, dokter penyakit menular di UTHealth Houston dan Children's Memorial Hermann Hospital, Dr. Michael Chang, menjelaskan mengenai seberapa banyak anak-anak yang berisiko tertular virus, dan apakah sekolah dan fasilitas penitipan anak dapat menjadi pusat penularan.

"Secara historis, ada lebih banyak kasus cacar monyet yang didokumentasikan pada anak-anak di negara-negara endemik - di mana cacar monyet bersirkulasi secara teratur - daripada orang dewasa. Tetapi dengan wabah saat ini, tampaknya tidak demikian. Pasien anak-anak sangat jarang sejauh ini dari semua kasus yang telah didokumentasikan. Jadi saya tidak akan menganggap mereka berisiko lebih tinggi tertular penyakit tetapi mereka pasti bisa terinfeksi," jelasnya.

Monkeypox menyebar terutama melalui kontak kulit ke kulit, kontak langsung dengan cairan tubuh atau lesi, dan juga dapat ditularkan melalui tetesan pernapasan. Meskipun hal itu mungkin terdengar akrab dengan COVID-19, cacar monyet tidak menyebar semudah virus corona dan kontak harus diperpanjang untuk infeksi.

"Untuk kembali ke sekolah, saya pikir masih ada risiko yang sangat, sangat, sangat rendah. Satu, kemungkinan satu anak pergi ke sekolah dengan cacar monyet aktif sangat rendah. Dan kedua, jumlah paparan yang Anda perlukan untuk menyebarkannya di sekolah mungkin ... Anda mungkin tidak akan pernah mencapainya,” kata Chang.

Petugas medis memeriksa seorang anak dari satu keluarga yang terserang penyakit menyerupai cacar dan dikhawatirkan cacar monyet di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Kamis, 30 Mei 2019.

Photo :
  • VIVA/Muhammad AR

Untungnya, anak-anak yang terjangkit monkeypox sembuh dengan sangat baik tanpa pengobatan dan komplikasi jarang terjadi, katanya, sambil mencatat bahwa sebagian besar data berasal dari negara-negara endemik virus, atau secara teratur ditemukan di daerah tersebut.

"Pastikan anak-anak Anda mendapatkan informasi terbaru tentang semua vaksin yang memenuhi syarat, seperti cacar air dan COVID-19, sehingga Anda dapat meminimalkan kekhawatiran tentang jenis infeksi lain di masa mendatang," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya