Jangan Diabaikan, Gangguan pada Retina Bisa Memicu Kebutaan

Ilustrasi retina mata
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rochimawati

VIVA Lifestyle – Retina, lapisan tipis di bagian belakang bola mata, berperan sangat penting dalam proses melihat. Retina berperan menangkap cahaya dari luar yang kemudian akan dirubah menjadi sinyal saraf dan akan diteruskan dan diterjemahkan oleh otak. 

Tips Menjaga Kesehatan Mata dengan Buah dan Sayuran

Meski belum ada data pendukung secara nasional, kejadian gangguan fungsi pada retina di tengah masyarakat perlu menjadi kekhawatiran bersama karena menjadi ancaman kebutaan yang perlu diwaspadai.  Beberapa jenis gangguan retina yang kerap ditemukan di Indonesia, antara lain, Retinopati Diabetika, Degenerasi Makula terkait usia, Ablasio Retina dan Retinoblastoma . 

Sedangkan gangguan retina yang membutuhkan penanganan operasi darurat adalah Ablasio Retina, dimana merupakan kondisi akibat lepasnya lapisan retina yang diakibatkan oleh lubang atau robekan pada retina. Kegawatdaruratan ini berpotensi menyebabkan kebutaan dan maka dari itu harus dilakukan tindakan operasi segera. 

3 Tips Pilih Warna Softlens Sesuai Occasion, Alami Tapi Tetap Elegan!

“Ablasio Retina merupakan gangguan retina yang membutuhkan penanganan operasi darurat yang kerap kami temukan. Faktor resiko yang dapat menyebabkan keadaan ini antara lain pertambahan  usia, riwayat mata minus, riwayat trauma atau benturan pada mata, ataupun penderita diabetes," kata Dr. Soefiandi Soedarman, SpM (K) Direktur Medik JEC @Menteng, saat acara JEC Talk secara daring, Rabu 24 Agustus 2022. 

World Sight Day: 60.000 Anak Indonesia Mengalami Gangguan Penglihatan

Ia menambahkan, gejala yang bisa muncul dari ablasio retina, antara lain, munculnya bercak hitam yang melayang (floaters), sinar seperti kilatan, serta gangguan lapang pandang. Biasanya, gangguan lapang pandang terjadi mulai dari bagian tepi kemudian meluas hingga menutupi seluruh lapang pandang.

"Jadi jangan abaikan apabila muncul gejala tadi, karena gangguan retina jika tidak segera ditangani akan mengakibatkan kebutaan," ujar dr Soefiandi. 

Direktur Utama JEC, Dr Referano Agustiawan, SpM(K) menambahkan masalah pada retina berbeda dengan katarak yang bisa ditunda seminggu, sebulan atau setahun. 

"Tetapi retina tidak bisa, kadang-kadang dalam hitungan jam atau hari harus segera dilakukan tindakan (operasi)," tutur dia. 

Pada kasus ablasio retina atau kondisi lepasnya lapisan retina atau robekan pada retina, tindakan operasi yang dilakukan adalah untuk menempelkan kembali retina. Oleh karena itu  dangguan pada retina bisa memicu kebutaan.

"Angka keberhasilannya cukup besar untuk menempel sekitar 90 persen. Dari 100 orang yang mengalami ablasio retina, 90 persennya bisa menempel meski penglihatan tidak bisa senormal sebelumnya," kata Dr Referano. 

Adapun data jumlah operasi terkait gangguan retina di JEC Eye Hospitals & Clinics sepanjang 3 tahun terakhir bahkan mencapai 10.000 tindakan. Memahami fungsi krusial retina dan mengakomodasi kebutuhan masyarakat terhadap penanganan retina secara darurat JEC Eye Hospitals & Clinics selaku eye care leader di Indonesia menghadirkan Kamar Operasi Retina 24 Jam sejak hampir tiga dekade lalu. 

Diperkuat teknologi diagnostik hingga tindakan operasi dengan alat yang paling mutakhir, Kamar Operasi Retina 24 Jam ini juga didukung oleh 10 dokter ahli dengan sub-spesialis Vitreo-Retina untuk memberikan solusi bagi penderita gangguan retina darurat.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya