Peneliti Ungkap Pemacu Antibodi COVID-19 di RI Meningkat

Ilustrasi COVID-19/virus corona
Sumber :
  • Pixabay/Tumisu

VIVA Lifestyle – Kadar antibodi terhadap COVID-19 di masyarakat Indonesia menunjukkan peningkatkan signifikan. Anggota tim peneliti FKMUI, Muhammad N Farid, menjelaskan bahwa peningkatan kadar antibodi tersebut disebabkan oleh dua hal yaitu vaksinasi dan terinfeksi COVID-19. 

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Pada Desember 2021 data yang diambil mencakup empat bagian. Pertama, penduduk yang belum divaksin proporsinya sekitar 30 persen. Kedua, penduduk yang sudah divaksin dosis pertama 19 persen. kemudian, penduduk yang sudah divaksin 2 dosis 50 persen. Terakhir, penduduk yang sudah booster baru 0,5 persen.

Jika dibandingkan dengan tahun ini, ada penurunan proporsi penduduk yang belum divaksin. Antara lain penduduk yang belum divaksin menurun menjadi 18,1 persen, lalu penduduk yang sudah divaksin dosis pertama berkurang jadi 11,6 persen karena mereka sudah divaksin dosis kedua. 

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

Selanjutnya penduduk yang sudah divaksin dosis kedua meningkat jadi 47,7 persen, dan penduduk yang sudah booster pun meningkat jadi 22,6 persen. Selain vaksinasi, sampai saat ini masih banyak penduduk yang terinfeksi COVID-19. Hal itu dapat meningkatkan antibodi orang yang terinfeksi. 

Ilustrasi vaksin COVID-19 untuk lansia.

Photo :
  • Istimewa
Vaksin HFMD atau Flu Singapura Kini Hadir di Indonesia

"Namun kontribusi terbesar adalah dengan vaksinasi," tuturnya dalam acara virtual Kementerian Kesehatan RI, dikutip Jumat 12 Agustus 2022.

Peneliti lainnya Pandu Riono menjelaskan besaran perbedaan kadar antibodi berdasarkan kelompok umur. Rerata beda titer antibodi menurut kelompok umur tertinggi pada kelompok usia 60 tahun ke atas yakni 3.504,6 unit per mililiter, usia 30 tahun sampai 59 tahun sebesar 2.427,3 unit per mililiter, dan usia 19 tahun sampai 29 tahun sebesar 2.337,9 unit per mililiter.

“Peningkatan mulai tinggi terjadi pada usia di atas 18 tahun karena kelompok usia tersebut sudah ada program vaksinasi booster sejak Januari 2022,” ujar Pandu.

Dikatakan Pandu, dengan melengkapi vaksinasi hingga booster akan meningkatkan kadar antibodi. Dampaknya angka keparahan pasien di rumah sakit dan angka kematian tidak meningkat tajam, melainkan landai atau malah menurun.

ilustrasi masker mencegah penularan influenza dan COVID-19

Photo :
  • Pixabay

“Artinya kita perlu melengkapi vaksinasi sampai booster dan harus menjadi prioritas bersama antara pemerintah dan masyarakat,” katanya.

Pandu menambahkan meskipun penduduk sudah memiliki antibodi tinggi bukan berarti tidak bisa terinfeksi COVID-19. Mereka tetap bisa terinfeksi tapi mengurangi risiko terjadinya masalah kesehatan yang berat atau risiko kematian.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya