Prevalensi Merokok di Indonesia Tembus 69,1 Juta Jiwa

Ilustrasi berhenti merokok.
Sumber :
  • iStockphoto.

VIVA Lifestyle – Produk tembakau alternatif diklaim memiliki potensi yang signifikan untuk membantu pemerintah dalam menekan prevalensi merokok di Indonesia. 

Asosiasi Pedagang Kelontong Tolak Rancangan Permenkes Soal Kemasan Rokok Polos

Berdasarkan sejumlah hasil riset di dalam dan luar negeri, produk ini mampu mengurangi risiko kesehatan jika dibandingkan dengan rokok, sehingga dinilai layak dikedepankan sebagai pilihan bagi para perokok dewasa yang kesulitan untuk berhenti dari kebiasaannya.

Ketua MAWAS Center Kurniawan Saefullah mengatakan, prevalensi merokok di Indonesia sudah menembus angka 69,1 juta jiwa. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah perlu mengedepankan strategi yang berbeda dan pragmatis ketimbang hanya menggunakan strategi pengendalian tembakau yang selama ini tidak berhasil membantu perokok untuk berhenti.

Genjot Penerimaan Negara, Pemerintah Sesuaikan Harga Jual Eceran Rokok Cegah Downtrading

Implementasi dari solusi tersebut dapat dimulai dengan mengkaji potensi dari pemanfaatan produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik, produk tembakau yang dipanaskan, maupun kantong nikotin.

Ilustrasi jangan merokok.

Photo :
  • Pixabay
Bea Cukai Kudus Musnahkan Rokok dan Miras Ilegal Senilai 7,72 Miliar Rupiah

“Strategi pengendalian tembakau yang dijalankan pemerintah selama ini belum menunjukkan hasil yang maksimal dalam menurunkan angka perokok maupun mendorong perokok bisa berhenti di Indonesia. Jadi pemerintah perlu terbuka dengan segala opsi yang tersedia," kata Kurniawan dalam keterangannya, Kamis 11 Agustus 2022. 

"Produk tembakau alternatif adalah salah satu opsi yang dapat dimanfaatkan pemerintah untuk mengatasi masalah merokok dengan menyediakan akses kepada perokok dewasa untuk beralih," sambungnya. 

Kurniawan menambahkan produk tembakau alternatif menerapkan konsep pengurangan risiko (harm reduction). Hal itu dibuktikan dengan sejumlah hasil riset salah satunya dari studi dilakukan oleh Public Health England, yang menunjukkan bahwa produk ini mampu mengurangi risiko kesehatan hingga 90 - 95 persen daripada rokok. 

Dengan demikian, kata Kurniawan, perokok dewasa yang sulit berhenti tetap bisa mendapatkan asupan nikotin melalui cara yang lebih rendah risiko dibandingkan dengan terus merokok.

Ilustrasi dilarang merokok.

Photo :
  • Pixabay

“Pemerintah tidak perlu ragu lagi untuk mengkaji dan memanfaatkan potensi produk tembakau alternatif. Untuk saat ini, yang perlu dilakukan pemerintah adalah melakukan kajian lokal, menyebarkan informasi yang akurat dan komprehensif mengenai produk tembakau alternatif dan memperkuatnya dengan regulasi berbasis rist demi terciptanya perbaikan kualitas kesehatan masyarakat dan mampu mengatasi masalah merokok,” tuturnya. 

Hal yang sama juga disampaikan pembicara dalam Global Forum on Nicotine (GFN) dengan tema Safer Nicotine Product yang diselenggarakan belum lama ini. Karl Fagerstrom, anggota Society for Research on Nicotine and Tobacco, menjelaskan prevalensi merokok di Swedia merupakan yang paling rendah dibandingkan seluruh negara Uni Eropa. 

"Saat ini prevalensi merokok di Swedia kurang dari 5 persen. Bahkan telah melampaui batas prevalensi sebesar 5 persen,” kata Karl.  

Dengan berkurangnya angka perokok tersebut, ternyata turut berkorelasi terhadap penurunan jumlah kasus kanker paru dan penyakit lainnya. Mengutip laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2012 lalu, Karl mengatakan angka kasus kanker paru di Swedia merupakan yang terendah dibandingkan seluruh anggota Uni Eropa dengan jumlah sebesar 87 per 100 ribu kematian. Angka tersebut pun masih lebih rendah dari rata-rata jumlah minimum yang mencapai 91 per 100 ribu kematian. 

Ilustrasi paru-paru.

Photo :
  • Freepik/kjpargeter

“Produk tembakau alternatif memiliki potensi terbaik untuk pengurangan dampak risiko bagi perokok dewasa yang belum bisa berhenti merokok,” ucapnya. 

Senada dengan Karl, Direktur Biochromex Rachel Murkett menjelaskan, produk tembakau alternatif telah teruji dapat mengurangi dampak kesehatan terhadap penggunanya dibandingkan dengan rokok. 

“Produk tembakau alternatif yang lebih rendah risiko dapat memainkan peran sentral dalam mengurangi morbiditas dan mortalitas terkait dengan merokok,” kata Rachel.

Namun demikian, berhenti merokok sama sekali lebih disarankan dan menjadi cara ampuh untuk menghindari banyak risiko kesehatan yang ditimbulkan dari rokok.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya