Hobi Konsumsi Makanan Olahan? Awas 5 Penyakit Ini Mengintai

Ilustrasi sosis atau produk daging olahan
Sumber :
  • Ist/izoom

VIVA Lifestyle – Makanan olahan memang nampak menjadi cara jitu para ibu untuk bisa memasak dengan cepat dan mudah. Apalagi, rasanya yang lezat juga membuat si kecil menyukainya. Namun rupanya makanan olahan memiliki dampak buruk bagi kesehatan. 

Bukan Susu! 1 dari 4 Balita di Jakarta dan Jawa Barat Konsumsi Kental Manis Setiap Hari, Ini Bahayanya

Makanan yang telah dimasak, dikalengkan, dibekukan, dikemas, atau diubah komposisi nutrisinya melalui fortifikasi, pengawetan, atau persiapan dengan berbagai cara disebut sebagai makanan olahan. Kita pun akan memproses makanan setiap kali memasak, memanggang, atau menyiapkan makanan. 

Tak heran, makanan olahan mendapat reputasi buruk karena terlalu banyak mengonsumsinya dapat berdampak negatif pada kesehatan Anda. Berikut adalah beberapa masalah kesehatan umum yang dapat terjadi akibat konsumsi makanan olahan, dikutip dari laman The HealthSite, Rabu 10 Agustus 2022. 

Terpopuler: 10 Buah Bantu Turunkan Berat Badan hingga Cegah Kanker dengan Pijat Payudara, Bagaimana Caranya?

Kegemukan atau obesitas
Makanan olahan tinggi mengandung gula di dalamnya yang dapat memicu rasa ngidam di otak seperti kecanduan narkoba. Ini menjelaskan mengapa begitu sulit untuk mengendalikan diri setelah menikmati kesenangan yang manis dan mengapa kita mungkin memiliki keinginan yang tidak masuk akal untuk makanan olahan lainnya.

Ilustrasi obesitas.

Photo :
  • http://listverse.com
Teknologi Baru di Mandaya Royal Hospital, Mengurangi Beban Pasien Kanker

Sindrom metabolik
Konsumsi makanan olahan juga terkait dengan sindrom metabolik, kumpulan faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Ketika seseorang kelebihan berat badan, memiliki trigliserida tinggi, kadar kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi dan kadar glukosa darah juga ikut melonjak. 

Penyakit radang usus
Penyakit radang usus, sering dikenal sebagai penyakit Crohn atau kolitis ulserativa, berpotensi diperburuk oleh makanan olahan. Kali ini, pelakunya adalah kelas bahan kimia yang dikenal sebagai pengemulsi, yang digunakan untuk memperpanjang umur simpan makanan dan membantu mempertahankan bentuk atau teksturnya.

Mereka dapat ditemukan di hampir setiap makanan olahan, termasuk roti, selai kacang, campuran kue, saus salad, saus, yogurt, puding, keju olahan, es krim, dan permen.

Kanker kolorektal
Makan-makanan olahan bisa membuat Anda lebih mungkin terkena kanker usus besar. Daging olahan yang harus disalahkan kali ini, termasuk bacon, sosis, hot dog, dendeng, dan produk daging lainnya yang telah mengalami pengawetan kimia. Konsumsi daging merah, seperti daging sapi atau babi, juga berisiko.

Ilustrasi memasak daging/daging merah.

Photo :
  • Pixabay/agamaszota

Penyakit terkait kesehatan mental
Diet makanan olahan juga telah dikaitkan dengan tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi. Menurut satu perspektif, paparan gula tambahan dapat menyebabkan malapetaka di perut Anda, di mana sebagian besar serotonin diproduksi.

Diet tinggi zat aditif kimia yang ditemukan dalam makanan olahan dapat berdampak negatif pada kapasitas tubuh untuk mempertahankan kadar serotonin yang sehat, yang merupakan penstabil suasana hati utama.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya