Mengenal Bibir Sumbing pada Anak, Penanganan dan Bantuannya

Webinar Mengenal Tatalaksana Celah Bibir dan Langit-langit
Sumber :
  • Webinar

VIVA – Bibir sumbing atau cleft palate adalah kelainan bawaan yang ditandai dengan adanya celah pada bibir. Celah tersebut bisa muncul di tengah, kanan, atau bagian kiri bibir. Bibir sumbing sering kali disertai dengan munculnya celah di langit-langit mulut yang dinamakan langit-langit sumbing.

Proses pembentukan jaringan bibir janin normalnya terjadi pada trimester pertama kehamilan. Namun, pada bayi dengan bibir sumbing, proses tersebut tidak terjadi secara sempurna sehingga terbentuk celah di satu atau kedua sisi bibir. Selain itu, bayi dengan bibir sumbing juga dapat memiliki kelainan genetik lain.

Dr. dr. Aditya Wardhana, Sp.BP-RE (K) selaku spesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik dari Rumah Sakit Sentra Medika Cibinong mengatakan bahwa penyebab anak mengalami bibir sumbing itu multifaktorial, meskipun sampai sekarang masih dalam penelitian.

"Tapi yang ditemukan ini berdasarkan anamnesa atau data epidemiologi, ada riwayat penyakit keluarga, infeksi masa kehamilan, kelainan sindromik, teratogen itu bahan-bahan yang toxic," katanya dalam Webinar Mengenal Tatalaksana Celah Bibir dan Langit-langit serta Peran Lets Share Indonesia Menanggulangi Kasus Bibir Sumbing di Indonesia belum lama ini.

Khusus untuk bayi yang mengalami bibir sumbing ada dot yang khusus untuk menyusui, atau saat menyusui bagi ibu maupun anaknya posisinya harus tegak, posisikan nipple pada sisi mulut yang tidak ada celah. Misalnya yang sumbing sebelah kiri, nah di sebelah kanan.

"Kemudian dibantu ibunya untuk memijat supaya air ASInya juga tidak terlalu deras. Anak itu ditepuk-tepuk punggungnya supaya bisa sendawa karena kadang kalau mengisap dot itu banyak udara yang masuk, karena dia punya celah di langit-langit maupun di bibirnya," tutur dia melanjutkan.

Kasus anak bibir sumbing banyak terjadi di Tanah Air. Oleh sebab itu, Yayasan Berbagi Kasih Lets Share Indonesia sudah banyak memberikan dana untuk anak bibir sumbing yang tak mampu agar dapat melakukan operasi bibir sumbing.

"Lets Share Indonesia membantu memfasilitasi anak anak cacat sejak lahir, tidak cuma bibir sumbing,  jadi kayak atresia ani, atresia esofagus, dan kelainan jantung bawaan. Kebetulan saya bekerja sama dari awalnya Lets Share bersama dokter Aditya Wardhana spesialis bedah plastik untuk membantu anak-anak yang kurang beruntung ini untuk mendapatkan comprehensive treatment jika mereka tidak memiliki jaminan kesehatan," ujar dr. Rininta Christabella selaku founder Lets Share Indonesia di kesempatan yang sama.

35 Anak Tewas dalam Kerusuhan di Pasar Malam Natal di Nigeria

Lets Share Indonesia menyiapkan biaya seperti dana emergency, baik operasi maupun transportasi dan tempat tinggal pasien selama treatment di Jakarta. Yayasan yang dibangun sejak tahun 2015 silam itu juga memberikan sembako kepada warga yang membutuhkan akibat bencana alam.

"Awalnya kami berfokus pada edukasi anak dan wanita. Kemudian karena saya juga dokter, saya juga tersentuh untuk lebih membangun ke arah healthcare. Ada juga goods distribution seperti saat bencana alam atau Covid-19 kami mendistribusikan sembako dan peralatan medis maupun makanan untun orang yang membutuhkan," tutur finalis Miss Indonesia 2010 itu.

DPR Minta Kapolda Jateng Usut Kasus Perbudakan Seksual Anak di Surakarta yang Terkatung-katung Sejak 2017

Lets Share Indonesia tidak hanya memenuhi kebutuhan untuk pembiayaan rumah sakit, tetapi juga (kebutuhan) seperti popok, susu, transport dan rumah tinggal atau rumah singgah. Mereka punya Lets Share Home untuk pasien itu bisa berobat di Jakarta.

"Kami juga bekerja sama dengan dinas kesehatan kabupaten Bekasi, rumah sakit Bina Estetika, Hermina, dan juga rumah sakit di Bali Royal Bros. Untuk rumah singgah, kami ada lets share home," ungkap wanita yang kini menempuh pendidikan spesialis bedah di Jerman tersebut.

Merasa Dibatasi, Paula Verhoeven Berharap Bisa Tidur Bareng Anak Lagi

"Kami juga memantau apakah pasien itu masih membutuhkan support, jadi ketika pasien sudah masuk ke Lets Share, kami tetap memiliki perjanjian bahwa pasien setelah pengobatannya selesai, mereka harus memiliki jaminan kesehatan. Jadi kami hanya bersifat dana emergency," ujar wanita keturunan Indonesia-Belanda itu.

Ilustrasi gangguang ADHD pada anak

IDI Kabupaten Jepara Berikan Informasi Pengobatan bagi Gangguan ADHD Pada Anak

Di Indonesia, prevalensi ADHD pada anak sekolah diperkirakan mencapai 15 persen, yaitu 1 dari 20 anak.

img_title
VIVA.co.id
22 Desember 2024