Sebenarnya, Berapa Lama Jam yang Ideal Untuk Tidur Siang?
- Pixabay
VIVA Lifestyle – Untuk banyak orang, setelah masuk waktu siang hari, apalagi setelah makan siang dan bekerja sedari pagi, kantuk tak jarang datang dan memberatkan mata. Beberapa orang memilih untuk melawan kantuk dengan mengonsumsi kopi, namun tak jarang pula yang memilih untuk tidur siang.
Namun, yang sering menjadi pertanyaan, berapa lama waktu yang tepat dan ideal untuk tidur siang, agar tak menganggu waktu tidur di malam hari? Berikut penjelasannya.
tidur siang
- U-Report
Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh Sleep Foundation, disebutkan jika tidur siang dapat mengembalikan kewaspadaan, meningkatkan kinerja, dan konsentrasi. Ada beberapa waktu yang tepat untuk tidur siang, yakni di seputar jam makan siang, antara pukul 12.30 sampai 14.00. Hindari tidur siang di atas pukul empat sore.
Melansir Mayo Clinic, ada beberapa manfaat tidur siang yang sayang untuk dilewatkan, antara lain:
- Sebagai sarana relaksasi
- Mengurangi kelelahan
- Meningkatkan kewaspadaan
- Memperbaiki suasana hati
- Meningkatkan fokus, respons, dan daya ingat.
Manfaat tidur siang tersebut optimal bagi orang yang kurang tidur di malam hari, atau kelelahan karena sedang banyak aktivitas. Melansir dari Sleep, waktu tidur siang yang baik tak perlu berlama-lama, cukup sekitar 10 sampai 20 menit saja. Tidur siang lebih dari 30 menit membuat tubuh bersiap memasuki fase tidur lelap, dan sebenarnya kurang baik untuk durasi waktu tidur siang.
Hal ini karena, apabila sudah memasuki fase tidur lelap, bisa dipastikan tidur akan berlangsung selama berjam-jam. Kondisi ini lah yang akan rentan mengganggu tidur malam. Selain itu, ketika orang tidur siang terlalu lama dan dipaksa bangun dalam kondisi yang masih mengantuk, orang tersebut bisa merasa sakit kepala atau merasa tubuh lemas saat bangun tidur siang yang dirasa belum tuntas. Maka, dapat dikatakan waktu yang ideal untuk tidur siang adalah tak lebih dari 30 menit.
Yue Leng dan Kristine Yaffe, seorang profesor dan ahli psikiatri dari University of California, San Francisco, menerbitkan sebuah makalah di BMJ's Heart yang membahas fakta mengenai tidur siang.
Dalam studi tersebut, para peneliti dari University Hospital of Lausanne di Swiss menggunakan data dari 3.462 orang, tanpa riwayat penyakit kardiovaskular atau penyakit jangung yang terdaftar dalam studi berbasis populasi Swiss.
Tidur siang
- U-Report
Mereka memeriksa seberapa sering dan berapa lama peserta tidur siang per minggu dan bagaimana kondisi jantungnya. Selama 5 tahun ke depan, para peneliti mencatat 155 kejadian medis terkait jantung yang fatal dan tidak fatal di antara para peserta.
Hasil penelitian menunjukkan, orang yang tidur siang sekali atau dua kali dalam seminggu, memiliki risiko jauh lebih rendah terkait penyakit jantung dibandingkan dengan orang yang tidak tidur siang sama sekali. Hasil penelitian tersebut juga mengungkapkan tidak ada hubungan antara berapa lama tidur siang perlu dilakukan terkait meminimalisir risiko penyakit kardiovaskular.
