Dijuluki Penyakit Seribu Wajah, Ini Cara Tangani Autoimun
- Pexels/Andrea Piacquadio
VIVA Lifestyle – Autoimun masih menjadi momok bagi sebagian besar masyarakat di Tanah Air. Sebabnya, tidak ada informasi akurat yang beredar bagaimana sebenarnya penanganan penyakit yang dijuluki juga dengan penyakit seribu wajah.
Autoimun merupakan penyakit ketidakseimbangan sel kekebalan tubuh, dapat menyerang sel dan organ tubuh sendiri. Berbagai gejala bisa ditimbulkan oleh penyakit tersebut, seperti nyeri otot, kelelahan hingga rambut rontok akan terjadi pada orang yang didiagnosa penyakit tersebut. Jadi, bagaimana dengan penanganan bagi si penderita?
Dokter Spesialis Penyakit Dalam dan Konsultan Alergi Imunologi, Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KA, memaparkan mengenai penyakit ini dalam Hybrid Seminar yang bertajuk “Obat Terbaik Dunia Produk Anak Bangsa” yang digelar oleh Samasta Intergrated Center klinik kesehatan yang juga menangani pengobatan autoimun, bersama Biotek Farmasi Indonesia.
Dalam pemaparannya, dokter yang juga Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia (Peralmuni) itu menyebutkan bahwa tidak ada perawatan yang bisa menyembuhkan penyakit autoimun. Dokter dan obat-obatan hanya dapat mengontrol respons imun yang terlalu aktif dan menurunkan peradangan atau setidaknya mengurangi rasa sakit dan peradangan.
Selanjutnya, ia juga menuturkan bahwa pasien autoimun yang ditanganinya cukup beragam latar belakang hingga usianya. Untuk meringankan dan menyembuhkannya secara perlahan, dia menyarankan kepada pasiennya agar diet gluten.
"Pengalaman saya, kita banyak berkomunikasi dengan ahli-ahli autoimun lainnya, mencoba supaya diet gluten free," ujarnya.
Dokter Iris menjelaskan, diet gluten ditengarai ada satu protein di tepung terigu atau tepung gandum, yang seringkali memicu terjadinya kebocoran usus untuk orang-orang yang autoimun.
"Dengan diet gluten untuk sementara waktu, bisa lebih efektif hingga mereka bisa terlepas dari obat-obatan yang selama ini dikonsumsi,” katanya.
Selain itu, pasien autoimun pun harus diberikan dukungan atau dorongan positif dari lingkungannya. Hal ini karena berkaitan dengan keadaan psikis dari orang yang menderita penyakit tersebut.
Selain menghadirkan pakar kesehatan, hybrid seminar ini juga memperkenalkan obat terbaik dunia produk anak bangsa yang merupakan terobosan baru Biotechnology Processed Material, originator (bukan meniru yang sudah ada) dari Biotek Farmasi Indonesia.
Diketahui bahwa selama ini penanganan autoimun adalah dengan immunosuppressant, yakni menekan imun dan sejenisnya. Penekanan terhadap sistem imun sebenarnya tidak boleh dilakukan dalam waktu panjang lebih dari 5 hari karena mengakibatkan efek yang fatal pada jangka pendek, menengah dan panjang bagi si penderita.
Memperkenalkan VIRADEF memiliki efek antivirus, antioksidan kuat, anti radang serta meningkatkan energi seluler/ATP (Adenosin Tri Phosphate) yang didukung jurnal ilmiah serta kesaksian beberapa pasien. VIRADEF aman digunakan setiap hari jangka panjang.
Sedangkan REGIMUN memiliki efek regulasg NFK-b, TNFa serta IL-6 yang terganggu keseimbangannya pada penderita autoimun. REGIMUN juga memiliki efek kapasitas antioksidan yang kuat, anti radang sehingga dapat membantu mengatasi gejala pada penderita autoimun dan membantu meregulasi badai sitokin REGIMUN aman digunakan jangka panjang pada penderita autoimun.
Melalui kerjasama ini, diharapkan lebih banyak lagi masyarakat Indonesia yang teredukasi mengenai autoimun dan penanganan yang tepat salah satunya dengan menggunakan obat terbaik dunia produk anak Bangsa sehingga para penyintas autoimun dapat lebih efektif untuk mencapai remisi.