Penggunaan Povidone-Iodine Kumur Turunkan Gejala COVID-19

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.
Sumber :
  • pexels/Edward Jenner

VIVA Lifestyle – Prof. drg. Rahmi Amtha, MDS., Sp.PM., Ph.D. megatakan bahwa kelompok pasien yang mendapat pengobatan standar dari pemerintah disertai dengan Povidone-Iodine (PVP-I) dan Iota-Carrageenan (IO) mengalami pengurangan gejala subyektif klinis seperti demam, sakit tenggorok, batuk kering, dan gangguan pengecapan sejak hari kedua penggunaan obat-obatan tersebut dibandingkan kelompok pasien yang hanya mendapatkan obat standar dari pemerintah. 

Bertemu Prabowo, GAVI Janji akan Perkuat Kerja Vaksin dengan Indonesia

Hal tersebut disampaikan pada webinar bertajuk “Uji Klinis Povidone-Iodine dan Iota-Carrageenan pada Pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet”.

Uji Klinis Povidone-Iodine dan Iota-Carrageenan pada Pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet merupakan riset independen yang dilakukan oleh tim investigator lintas institusi edukasi dan kesehatan yaitu:
1.    Prof. drg. Rahmi Amtha, MDS, Sp,PM, PhD - Universitas Trisakti.
2.    drg. Iwan Dewanto, MM., Ph.D - Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3.    dr. Ahmad Hidayat, Grad. Dipl. Safety Sc, M.Sc - Lembaga Riset IDI.
4.    drg. Indrayadi Gunardi, Sp.PM - Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti 
5.    dr. Putro  Setyobudyo: Dokter Umum RSDC Wisma Atlet

Prabowo Sebut Indonesia Bakal Jadi Anggota GAVI, Kucurkan Dana Rp 475 Miliar Lebih

“Sebagaimana kita ketahui, hingga kini SARS-CoV-2 masih merajalela dan bahkan muncul varian baru Omicron BA.4 dan BA.5 yang menyebabkan kenaikan kasus hampir mencapai 30.000. Menurut data, sebesar 41 persen virus ini ditemukan melalui jalur udara, mampu bereplikasi dalam saliva sebanyak 3,3 juta per mililiter dan mulut beserta nasofaring menjadi jalur utama sumber transmisi virus. Uji klinis ini dilakukan dengan harapan dapat membuktikan manfaat PVP-I dan IO dalam mengurangi gejala klinis subyektif yang berhubungan dengan infeksi SARS-CoV-2,” jelas drg. Rahmi.

Pemilihan PVP-I didasari bukti-bukti keunggulannya antara lain: 
1.    Memiliki spektrum luas untuk melawan patogen oral termasuk bakteri, jamur, dan virus.
2.    Terdapat banyak penelitian terkait manfaat PVP-I pada virus2 lain seperti MERS, SARS-Cov, hingga Flu Burung. , , 
3.    Dapat menurunkan keparahan dan mempercepat penyembuhan pada kasus-kasus infeksi saluran respiratori atas seperti flu dan tonsilofaringitis.
4.    Mampu membunuh 99,99 persen virus SARS CoV-2 dalam 30 detik (Berdasarkan studi in vitro oleh Duke-National University Singapore).
5.    Penggunaan PVP-I dalam mulut dan hidung dengan konsentrat tertentu dinyatakan aman hingga pemakaian 5 bulan. 

PM Singapura Positif Covid-19 Setelah Kunker ke Beberapa Negara

Sedangkan Iota-Carrageenan memiliki kemampuan untuk membungkus virus di saluran hidung sehingga mencegahnya untuk menuju mukosa mulut dan tidak berpenetrasi. Tidak berpenetrasi berarti tidak dapat bereplikasi dan tidak akan mampu menginfeksi. Dari berbagai penelitian juga menunjukkan bahwa dapat menurunkan gejala flu dengan mempercepat menjadi hanya 2 hari. 

Uji klinis ini menggunakan metode Single Blind Randomized dengan persetujuan dari semua subyek. Pasien yang direkrut adalah yang dirawat di RSDC periode September – Oktober 2020 sebanyak 89 pasien memenuhi kriteria studi dengan usia lebih dari 18 tahun dan durasi perawatan tidak lebih dari 3 minggu. 

Subyek dibagi dalam 2 kelompok yaitu:
1.    Kelompok A yaitu 45 pasien yang menerima pengobatan standar dari pemerintah ditambah Betadine Mouthwash and Gargle dengan 1 persen PVP-I untuk digunakan 6x sehari selama 14 hari dan Betadine Cold Defence Nasal Spray dengan Iota Carrageenan untuk digunakan 3x sehari  selama 7 hari. 
2.    Kelompok B yaitu 44 pasien yang hanya menerima obat-obatan dari pemerintah. 

“Anosmia, batuk kering, batuk berdahak, demam dan sakit kepala adalah 5 gejala yang paling sering dikeluhkan baik oleh pasien di Kelompok A ataupun B. Setelah 8 hari terlihat perbandingan hasil signifikan di kelompok A dan B di mana pada Kelompok A, gejala pada pasien mulai menurun pada hari ke-2 hingga ke-14 dengan tingkat penurunan sebesar 91,88 persen,” tambah drg. Rahmi.

“Sedangkan pada Kelompok B, gejala pada pasien menurun pada hari ke-8 sebesar 48,87 persen. Hasil juga menunjukkan bahwa pasien di Kelompok A rata-rata dalam waktu 5-6 hari sudah dinyatakan negatif. Penurunan gejala ini terjadi karena subyek di Kelompok A menerima PVP-I dan Iota-Carrageenan bersamaan dengan obat-obatan dari pemerintah. Dengan demikian, nasofaring yang merupakan reservoir virus diserang dari berbagai sisi. Penurunan ini juga dipengaruhi sifat virus SARS-CoV-2 yang otomatis akan berkurang kemampuan replikasinya dalam waktu 14 hari," lanjutnya.

Dia pun menyimpulkan bahwa penggunaan PVP-I kumur 6x sehari dan Iota-Carrageenan dalam bentuk semprot hidung 3x sehari terbukti mampu mengurangi gejala klinis subyektif yang termasuk dalam kategori ringan. Uji klinis ini akan lebih baik jika dapat dilakukan dengan jumlah pasien yang lebih banyak dan dapat memantau viral load setiap harinya untuk mendapatkan angka spesifik yang lebih spesifik. Riset ini juga telah dipublikasikan di Tekiyo Medical Journal Vol 44, issue 05, Oktober 2021 dan kami harapkan dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya untuk mengungkapkan keefektifan PVP-I dan Iota-Carrageenan mencegah sekaligus mengobati gejala SARS-CoV-2. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya