Hari Otak Sedunia, Obat Ternyata Bukan Penyebab Utama Pikun
- Pixabay
VIVA Lifestyle - Hari Otak Sedunia menjadi peringatan tahunan yang amat penting. Lantaran, di zaman modern seperti sekarang ini, semakin banyak masalah kesehatan yang berhubungan dengan neurologi atau sistem saraf, terutama pada organ otak.
Peringatan Hari Otak Sedunia atau World Brain Day yang dirayakan setiap tanggal 22 Juli, turut dikampanyekan Siloam Hospitals Lippo Village melalui edukasi dan sesi diskusi antar keluarga pasien atau pasien rawat pasien. Lalu, apa pesan utama dari Hari Otak Sedunia tahun 2022?
Direktur Siloam Hospitals Lippo Village, dr. Jeffry Oeswadi MARS., menyampaikan, ada empat hal yang fokus dikampanyekan dalam rangka World Brain Day tahun 2022, di antaranya:
Kesadaran : Kesehatan otak sangat penting untuk kesehatan fisik, mental dan sosial seseorang.
Pencegahan : Kebanyakan penyakit otak sebenarnya bisa dicegah.
Advokasi : Pendidikan adalah kunci untuk kesehatan otak.
Akses: Kesamaan akses untuk sumber daya, perawatan dan rehabilitasi itu sangat penting untuk kesehatan otak.
"Karena kesehatan otak itu secara khusus memang harus pemiliknya yang menjaga, baik secara fisik maupun mental. Karena para dokter hanya menjaga jika sudah terjadi gejala penyakit terkait organ otak atau dalam proses penyembuhan," kata dr. Jeffry, di Lippo Karawaci, Tangerang, Jumat 22 Juli 2022.
Merangsang kerja otak secara berkelanjutan
Menilik betapa pentingnya peran otak, masyarakat harus lebih sadar akan efek kesehatan otak dan memulai upaya pencegahan agar organ ini tak mengalami gangguan.
Dokter Spesialis Bedah Siloam Hospitals Lippo Village (SHLV), dr. Petra Octavian P Wahjoepramono Sp.BS., mengungkapkan, bagaimana caranya kinerja otak dapat terjaga melalui stimulus saraf agar otak senantiasa berfungsi.
"Konsumsi obat, termasuk kemoterapi bukan penyebab utama seseorang mengalami demensia atau kepikunan. Agar otak kita tetap berfungsi dengan baik, cara terbaik adalah dengan menggunakannya," kata dr. Petra pada pada momentum Hari Otak Sedunia yang dikemas dalam edukasi bincang santai oleh manajemen SHLV.
Menurut dia, timbulnya penyakit pikun atau demensia pada usia lanjut, disebabkan karena otak tidak mendapatkan rangsangan, termasuk di dalamnya menjaga kesehatan mental.
"Jadi otak tetap harus dirangsang agar tetap sehat. Misalnya dengan rutin membaca, melukis, berdiskusi atau menjalankan hobi yang bermanfaat dengan tujuan agar kesehatan mental tetap terjaga," pungkas dr. Petra.