Kolom Prof Tjandra:  BA.2.75 Sudah Datang

Prof Tjandra Yoga Aditama
Sumber :
  • Dokumentasi Prof Tjandra

VIVA Lifestyle – Pemerintah pada 18 Juli 2022 mengumumkan sudah adanya kasus BA.2.75 di Jakarta dan Bali. Beberapa waktu lalu ada pula artikel di WebMD yang berjudul “Will Omicron Subvariant BA.2.75 Be the Next COVID Threat?”

Harvey Moeis Klaim Dana CSR Smelter Swasta Dipakai untuk Bantuan COVID-19

BA.2.75 pertama kali dilaporkan dari India pada awal Juni 2022 dan sekarang sudah ada di setidaknya 15 negara, diantaranya Jerman, Inggris, Kanada, Jepang, Selandia Baru, Amerika Serikat, Australia yang tidak jauh dari kita dan juga tetangga terdekat kita yaitu Singapura.

Virus corona atau COVID-19

Photo :
  • Times of India
Jangan Tertipu! Waspada Penipuan Berkedok Lowongan Kerja Remote, Ini Ciri-Cirinya

Di India yang kita kenal sebagai negara yang pertama kali melaporkan varian Delta BA.2.75 menyebar dengan cukup cepat. Pakar dari Mayo Clinic menyatakan bahwa peningkatan kasus di India akibat BA.2.75 ini nampaknya bersifat eksponensial, walau memang masih harus menunggu data-data lain dalam minggu-minggu mendatang. Pembantu Dekan bidang riset Arkansas State University juga mengkhawatirkan tentang penyebarsan BA.2.75 ini di India yang menurutnya sekarang sudah lebih cepat dari BA.5 di sana. Dia memperkirakan bahwa BA.2.75 juga akan menyebar cukup cepat di Inggris dan Amerika Serikat yang sejak awal di satu negara bagian dan kini sudah ada di 7 negara bagian Amerika, yaitu California, Illinois, New York, North Carolina, Texas, Washington, dan Wisconsin. Sementara itu, pakar dari Peking University mendapatkan bahwa BA.2.75 lebih mungkin menghindar dari sistem imun tubuh, dibandiungkan dengan BA.2.12.1 yang sebelum ada BA. 5 merupakan varian yang dominan di Amerika.

Prof Tjandra Yoga Aditama

Photo :
  • Dokumentasi Prof Tjandra
Kedekatan Trump dan Putin Bocor, Sering Teleponan hingga Kirim Alat Tes COVID-19

Memang sejauh ini belum ada kepastian tentang pola penularan dan berat ringannya dampak BA.2.75 yang oleh sebagian pihak disebut sebagai “centaurus”, tentu bukan nama resmi dari WHO. Data sementara yang ada menunjukkan bahwa BA.2.75 menunjukkan setidaknya 8 mutasi tambahan daripada BA.5, utamanya di terminal N, yang dapat punya pengaruh menghindar dari imunitas yang sekarang sudah ada. Data awal juga menunjukkan bahwa BA.2.75 menunjukkan beberapa alternatif solusi dari BA.5, yaitu antara lain del69/70 menjadi 147E, 152R, 157L, 210V, 257S serta 452R menjadi 446S. Sebelum laporan BA.2.75 ini maka sudah ada laporan dari India yang menghubungkan sub varian BA.2 dengan mutasi di with S:K147E, W152R, F157L, I210V, G257S, D339H, G446S, N460K dan R493Q. Sementara itu, penelitian dari Tiongkok menyebutkan bahwa tidak ada perubahan yang bermakna tentang efikasi terhadap obat antibodi netralisasi antara  BA.2.75 dengan BA.4/5, khususnya karena sebagian antibodi ternyata menetap walaupun ada reversi R493Q.

Sudah adanya BA.2.75 di Indonesia ini menunjukkan pada kita bahwa pandemi COVID-19 masih bersama kita dan berbagai perkembangan dapat saja terjadi, termasuk adanya varian atau sub varian baru. Tentu tidak perlu panik, tetapi jelas perlu waspada dan mendapatkan data lmiah yang valid agar penanganan di lapangan dapat berjalan dengan tepat.

Prof Tjandra Yoga Aditama 
Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI
Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Mantan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Mantan KaBaLitBangKes

Virus Corona atau Covid-19.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Indonesia once faced the challenges of the Covid-19 pandemic. As part of an effort to provide early prevention it, can be done by an app.

img_title
VIVA.co.id
4 November 2024