Psikolog dan Psikiater Apa Bedanya? Ini Penjelasannya
- pixabay
VIVA Lifestyle – Psikolog adalah seorang ahli dalam bidang praktik psikologi, bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental seseorang. Psikolog dapat dikategorikan ke dalam beberapa bidang tersendiri sesuai dengan cabang ilmu psikologi yang ditekuninya, seperti Psikolog klinis, psikolog pendidikan, dan psikolog industri.
Namun, kata "psikolog" lebih sering digunakan untuk menyebut ahli psikologi klinis, ahli psikologi di bidang kesehatan mental. Psikolog di Indonesia tergabung dalam organisasi profesi bernama (HIMPSI) Himpunan Psikolog Indonesia.
Psikolog ini seringkali disamakan dengan psikiater. Meski profesi kedua ini terdengar serupa, tapi ternyata tidak sama. Lantas, apa bedanya psikolog dengan psikiater?
Perbedaan psikolog dan psikiater
Psikiatri atau psikiater merupakan seorang dokter dan mempelajari ilmu kedokteran yang berfokus pada kesehatan jiwa. Sementara psikolog bukanlah dokter. Psikolog mempelajari ilmu non-kedokteran yang berfokus pada perilaku dan perasaan seseorang.
Secara garis besar, psikolog adalah seorang ahli yang fokus mengamati pikiran dan perilaku seseorang. Seorang psikolog dilatih untuk memberikan tes psikologis (seperti tes IQ atau tes kepribadian). Seorang psikolog dapat bekerja di salah satu pengaturan yang sama dengan psikiater, seperti praktik pribadi, rumah sakit, rumah sakit jiwa, pusat medis universitas, rumah jompo, penjara, program rehabilitas, maupun program rumah sakit.
Sementara psikiater adalah dokter yang lulus dari fakultas kedokteran. Seorang psikiater menjalani masa magang kedokteran selama satu tahun dan masa residensi selama 3 tahun dalam pengkajian dan pengobatan gangguan Kesehatan jiwa. Psikiater dapat meresepkan obat karena pelatihan medis. Psikiater ini memiliki pemahaman kuat dalam bidang biologi dan neurokimia.
10 Tanda Kamu Membutuhkan Psikolog
Bertarung dengan emosi tidak selalu mudah, bersama dengan ini ada faktor lain juga yang menyebabkan kondisi kesehatan mental yang lebih buruk. Mengutip dari situs Dr Neha Mehta, konsultan pskilogis, berikut beberapa tanda-tanda bahwa kamu perlu menemui psikolog.
1. Stress mental dan fisik
Salah satu tanda yang menyarankan kamu untuk berkonsultasi dengan psikolog adalah bahwa kamu merasa stres mental dan fisik. Terutama ketika kamu berada dalam tahap transisi hidup. Banyak kali kita sering menghadapi perubahan hidup, baik kita berpindah pekerjaan atau perubahan lain yang terjadi dalam hidup. Tetapi ketika perubahan ini tidak memiliki efek positif pada kamu dan malah membuat kamu merasa lebih buruk dan tidak stabil, kamu harus mencari bantuan psikolog untuk mencari tahu apa yang mengganggu kamu. Dengan datang ke psikolog kamu akan mendapatkan bantuan dan mengambil sesi konseling online sesuai kondisi medis kamu saat ini.
2. Merasa sedih dan down
Merasa down, sedih, atau memiliki kepercayaan diri yang rendah adalah sesuatu yang sering ditemui selama hidup mereka. Tetapi ketika kesedihan, kepercayaan diri yang rendah, ketidakberhargaan menjadi terus-menerus dan sering kali kamu merasa rendah, maka pahamilah bahwa ini adalah tanda bahaya. Pasang surut adalah bagian dari kehidupan tetapi jika kamu tidak merasa percaya diri dan takut melakukan sesuatu maka mungkin itu menunjukkan kamu membutuhkan bantuan seseorang untuk mengatasinya. Cobalah menemui terapis.
3. Ingin menyakiti diri sendiri
Apakah Kamu pernah merasa tidak berharga? Pernahkah merasa bahwa hidup kamu tidak layak untuk dijalani? Pernahkah kamu berpikir untuk menyakiti diri sendiri? Jika iya, ini adalah bendera merah yang berarti kamu harus segera mengunjungi konselor. Kamu bahkan dapat mencari konseling manajemen kemarahan. Menyakiti diri sendiri tidak akan membuahkan hasil apa pun, tetapi hanya akan menyebabkan kerusakan. Berbicara dengan psikolog akan membantu kamu mengatasi keadaan ini dan kembali menjalani kehidupan normal.
4. Jika ada masalah dalam hubungan kamu
Menjaga keseimbangan dan komunikasi yang baik adalah dasar dari hubungan apa pun. Tapi tidak semua hubungan itu damai, baik itu hubungan orang tua-anak, hubungan pasangan, atau lainnya. Jika ada masalah dalam hubungan dan kamu tidak dapat menyelesaikannya, cobalah menemui terapis atau konselor. Ada terapi pasangan, terapi keluarga yang dapat membantu membangun kembali hubungan kamu. Menemui seorang Psikolog akan membantu dan mengajari kamu tentang bagaimana menjadi kuat secara mental dan meningkatkan kondisi kesehatan mental kamu.
5. Jika kamu mengalami ketidakseimbangan emosional
Siapa yang tidak pernah mengalami ketidakseimbangan emosional atau turbulensi? Setiap orang sekali dalam hidup mereka menghadapi emosi bingung atau turbulensi emosional. Mungkin ada saatnya kamu ingin menangis tapi tidak bisa. Kamu atau teman mungkin benar-benar diam, tidak menunjukkan emosi apa pun baik itu kebahagiaan atau kesedihan. Atau mungkin ada tahapan ketika kamu tidak dapat menangani perasaan kamu atau merasa benar-benar patah hati. Untuk ini, kamu harus mencari bantuan terapis. Mungkin kamu ingin menunjukkan diri kamu kuat dan kamu tahu berapa banyak bantuan yang kamu butuhkan. Jika kamu tidak dapat menanganinya, carilah terapis. Sesi konseling dapat membantu kamu mengatasinya.
6. Jika kamu ingin menarik diri secara sosial
Ada aktivitas, tempat, musik, orang yang kita sukai, senangi, kunjungi, atau temui. Jika kamu pernah menjadi orang yang menyukai kumpul-kumpul, bertemu teman, mengunjungi tempat-tempat, atau melakukan aktivitas yang kamu sukai, tetapi sekarang kamu tidak lagi ingin melakukan hal-hal yang dulu kamu sukai, bertemu teman, atau menghadiri arisan. Ini adalah tanda bahwa kamu tidak bahagia dan membutuhkan bantuan terapis untuk berbagi pikiran dan perasaan kamu. Berbagi pikiran dan perasaan kamu dengan terapis dapat membantu kamu kembali ke kehidupan normal dan kembali fokus pada hal-hal yang pernah kamu lakukan.
7. Kamu tidak lagi produktif dan efektif dalam pekerjaan kamu
Ingatkah saat kamu produktif dan efektif dalam pekerjaan baik itu sekolah maupun pekerjaan? Penyakit mental dan gejolak emosi mempengaruhi orang secara fisik juga. Ini mempengaruhi konsentrasi, fokus, dan produktivitas seseorang. Menjadi tidak produktif kadang-kadang adalah hal biasa, tetapi jika kamu secara teratur merasa demikian, itu telah menjadi konstan, perlu dipertimbangkan. Apalagi jika tiba-tiba dan kamu merasa sudah tidak efektif lagi. Maka kamu dapat mencoba mencari bantuan konselor. Berbicara dengan psikolog dapat membantu kamu menemukan solusi untuk masalah yang kamu alami.
8. Jika kamu pernah menghadapi trauma
Trauma masa lalu sangat mengerikan dan menyiksa seseorang untuk waktu yang sangat lama. Bukan hanya itu, tetapi juga mempengaruhi mereka secara fisik, emosional, dan mental. Mengatasi trauma memang tidak mudah. Itu membuat orang tersebut sengsara. Mencari bantuan terapis dapat banyak membantu kamu untuk melupakan, melawan, dan mengatasi trauma. Berbicara dengan seorang konselor dapat membantu kamu mengatasi pengalaman kamu tanpa merasa bersalah dan tanpa menyalahkan diri sendiri.
9. Kamu memiliki kebiasaan tidur dan makan yang tidak benar
Kebiasaan tidur dan makan yang tidak tepat adalah tanda lain yang menunjukkan bahwa kamu perlu menunjukkannya kepada terapis. Jika sesekali atau acak tidak begitu penting, mungkin karena pekerjaan atau stres. Tetapi jika kamu sering mengalaminya dan disertai dengan kesedihan, stres, atau ketegangan maka kamu harus mencari terapis.
10. Jika kamu menggunakan zat seperti narkoba atau alkohol
Kecanduan obat-obatan, alkohol, atau kafein dapat membahayakan siapa saja. Seiring dengan itu, juga menyebabkan ketidakseimbangan dalam kehidupan seseorang. Jika kamu menggunakan segala jenis obat, alkohol, atau kafein secara teratur dan ingin mengatasi kecanduan ini, kamu dapat mencari bantuan psikolog atau terapis. Mereka akan membantu kamu mengatasi kecanduan dan sekali lagi kembali ke kehidupan normal.
Itulah penjelasan tentang psikolog dan beberapa tanda bahwa kamu membutuhkan seorang psikolog. Semoga bermanfaat.