Banyak Tantangan Konsumsi Makanan Pedas, Bahayakah?
- Pixabay/27707
VIVA Lifestyle – Tantangan mengonsumsi makanan pedas banyak digelar dan tak sedikit pula yang tertarik untuk mencoba. Pasalnya, orang Indonesia memang gemar mengonsumsi makanan pedas. Tapi, apakah mengunyah cabai merah atau saus pedas berbahaya?
Seorang ahli nutrisi dari University Hospitals Cleveland Medical Center di Ohio, Jayna Metalonis, mengatakan, meskipun terasa membakar lidah dan memicu beberapa gangguan pencernaan saat 'berjalan' melalui tubuh, sebenarnya konsumsi makanan pedas dapat membantu meningkatkan kesehatan bahkan hingga seumur hidup.
Capsaicin, bahan yang ditemukan dalam cabai yang menimbulkan rasa panas yang khas, merupakan senyawa kimia seperti minyak yang mengikat reseptor rasa sakit di lidah dan di seluruh saluran pencernaan. Capsaicin-lah yang menyebabkan otak kamu merasa seperti sedang terbakar saat menggigit cabai.
"Tapi capsaicin tidak benar-benar membakar Anda. Sebaliknya, itu menipu otak Anda untuk berpikir bahwa perubahan suhu telah terjadi, sehingga menghasilkan sensasi panas dan nyeri," jelas Jayna Metalonis, dilansir WebMD, Jumat 15 Juli 2022.
Dia melanjutkan, itu adalah upaya tubuh kita untuk mendinginkan dan membersihkan gejala yang disebabkan oleh rempah-rempah tersebut, seperti pilek, berkeringat, mata berair bahkan mengeluarkan air liur.
Studi ini menemukan bahwa saat mengonsumsi makanan pedas, suhu tubuh sebenarnya meningkat dalam upaya untuk mendinginkan tubuh, sehingga sensasi melayang di kepala dan seperti terbakar tidak hanya terasa di kepala saja.
Capsaicin biasanya terlepas dari reseptor rasa sakit di mulut setelah sekitar 20 menit. Tetapi kemudian serangkaian gejala baru dimulai setelah menyebar ke sistem pencernaan. Saat iritan melewatinya, dapat menyebabkan sensasi terbakar di dada, cegukan, pembengkakan tenggorokan, mual, muntah, buang air besar yang menyakitkan, bahkan diare.
Namun, perjuangan jangka pendek tersebut mungkin sepadan dengan hasilnya. Menurut Metalonis, penelitian menunjukkan, mereka yang makan-makanan pedas 6 kali seminggu, memiliki penurunan risiko kematian dini jika dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi makanan pedas kurang dari 1 kali seminggu.
Manfaat lain termasuk menurunkan kolesterol, menurunkan risiko penyakit jantung, menjaga kesehatan perut dan usus, bahkan membantu menurunkan berat badan.
Di sisi lain, BonCabe dan Yogya Toserba juga telah sukses melaksanakan Lomba Makan Mie Pedas yang dilakukan secara serentak pada 3 Juli 2022 lalu. Kegiatan ini dilaksanakan di delapan cabang Yogya Toserba seperti Tasik HZ, Mitrabatik, Griya Tasikmalaya, Ciamis, Cikoneng, Banjar, Garut, dan Majenang.
Lomba Makan Mie Pedas di Yogya Toserba diikuti oleh ratusan peserta yang membuat acara semakin seru. Tak hanya itu, antusiasme pengunjung yang datang untuk menyaksikan perlombaan ini juga sangat tinggi dan membuat event semakin meriah. Peserta yang berhasil keluar sebagai juara, mendapatkan hadiah voucher belanja dengan total jutaan rupiah.
"Tidak ada persiapan khusus yang saya lakukan untuk lomba ini, tapi untuk menang di acara ini sendiri, saya hanya fokus saja untuk makan dengan cepat. Selain untuk memenangkan lomba, makan cepat juga dapat membantu saya untuk tidak merasa kepedasan. Sebab, otak belum sempat mencerna rasa pedas yang diterima oleh indera perasa," kata Rajib, pemenang lomba makan pedas BonCabe, dalam keterangannya.
“Acaranya Lomba Makan Mie Pedas ini seru sekali, karena kita bisa makan Mi BonCabe yang kuahnya gurih pedas, dan berkesempatan dapat hadiah voucher belanja”, ujar salah satu peserta Lomba Makan Mie Pedas.
Head of Brand Communication PT Kobe Boga Utama, Meylanie Tambelangi, menyatakan dukungannya pada acara Lomba Makan Mie Pedas di Yogya Toserba ini.
"Dengan adanya acara seperti ini, diharapkan kami dapat lebih dekat dengan konsumen dan para peserta juga bisa merasakan sensasi kuah creamy dari varian Mi BonCabe Kuah Ramen Pedas," pungkasnya.