Nanas dan Jus Buah Picu Asam Urat, Ini Faktanya
- U-Report
VIVA Lifestyle – Asam urat kerap dialami oleh sejumlah orang terkait pola makan yang dijalani. Tak heran, banyak mitos mengenai asupan makan dan minum yang dipantang agar tak mencetuskan kondisi asam urat tinggi. Faktanya, sejumlah makanan memang memicu asam urat namun dengan kadar tertentu.
Dokter spesialis gizi klinis, dr. Metta S., Sp.GK, mengatakan bahwa asam urat dicetuskan oleh zat bernama purin. Kandungan purin tersebut ada di banyak makanan dan minuman namun kadarnya berbeda-beda. Tak terkecuali, sayuran yang juga memiliki kadar purin cukup tinggi sehingga memicu asam urat.
"Bayam dan kembang kol dibatasi agar tidak tingkatkan asam urat. Kadang kangkung juga dibatasi karena miliki kadar purin tinggi di golongan sayur. Tapi, jumlahnya lebih rendah dibanding protein hewani tadi seperti jeroan," tutur dokter Metta dalam acara Hidup Sehat, TvOne, Jumat 8 Juli 2022.
Sementara jenis sayuran lain seperti wortel, masih dalam kadar purin yang aman dikonsumsi. Diakui dokter Metta, protein hewani memiliki purin yang sangat tinggi seperti jeroan dan daging merah sehingga asupannya perlu dibatasi.
"Tapi jangan dihindari sayurnya dan malah makan protein hewani karena tetap tingkatkan asam urat. Bisa dikonsumsi tapi batasi," tuturnya.
Untuk buah, mitos yang beredar terkait nanas yang dianggap memiliki purin tinggi sehingga memicu asam urat. Padahal, faktanya tak demikian dan justru kadar purin di buah terbilang aman. Akan tetapi, cara pengolahannya patut diperhatikan.
"Kalau ditelaah lebih lanjut dari peneltian ternyata nanas aman untuk penderita asam urat. Yang penting, perhatikan bentuk olahan. Lebih baik konsumsi buah potong. Meski segar jus tapi lebih baik dikonsumsi dalam buah potong karena jus itu mengandung gula tinggi. Ini menyebabkan peningkatan asam urat. Fruktosa tidak hanya ada pada jus buah tapi juga minuman kemasan," ujar dia.
Terkait protein nabati seperti tahu dan tempe, dokter Metta menyebut, kadar purin di dalamnya masih aman. Maka, dokter Metta menyarankan agar masyarakat lebih jeli memilah sumber makanan dan cara mengolahnya.
"Hindari konsumsi makanan yang tinggi purin, seperti seafood terutama udang, otak ati, ampela. Asupan protein tetap diperbolehkan seperti ikan, ayam, tahu, tempe, kacang-kacangan. Tapi tidak berlebihan. Konsumsi air putih dalam jumlah cukup. Jaga pola hidup sehat dengan olahraga, tidur cukup dan hindari makanan berlemak tinggi seperti makanan digoreng atau diolah dengan santan agar jaga berat badan tetap ideal," kata dokter Metta.