Bahaya Komplikasi Diabetes, Penyakit yang Diidap Tjahjo Kumolo
- Pexels/Nataliya Vaitkevich
VIVA Lifestyle – Kabar duka datang dari dunia politik. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Indonesia (Menpan RB), Tjahjo Kumolo meninggal dunia hari ini, Jumat, 1 Juli 2022 akibat keletihan dan berbagai komplikasi penyakit, salah satunya diabetes.
Kolega Tjahjo di PDIP, Hendrawan Supratikno membenarkan bahwa mendiang meninggal dunia pada siang tadi.
"Betul jam 11 tadi,” ujarnya kepada awak media.
Ditanyai penyebab meninggalnya, ia mengatakan karena sejumlah penyakit, setelah beberapa pekan dirawat di RS. Awalnya, mendiang mengeluh terlalu letih dan kemudian menghembuskan napas terakhir akibat berbagai komplikasi penyakit.
"Awalnya kecapekan, letih. pekerjaan yang berat, kemudian setelah jatuh sakit, komplikasi, ada paru-paru, diabetes, asam urat. Orang sakit kan komplikasinya berarti multiorgan," imbuhnya.
Diabetes salah satu kondisi yang rentan mengintai pria, yang juga diidap oleh Menpan RB Tjahjo Kumolo. Diabetes sendiri adalah suatu kondisi di mana tubuh Anda tidak dapat memanfaatkan insulin, membuat cukup insulin, atau keduanya. Kadar gula darah meningkat pada penderita diabetes.
Tanpa intervensi tepat waktu, komplikasi dapat muncul yang dapat mengancam jiwa. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, pria dua kali lebih mungkin terkena diabetes tipe 2.
Dengan meningkatnya kekhawatiran bahwa diabetes tipe 2 menjadi lebih umum pada pria, sangat penting untuk memahami potensi komplikasi diabetes dan bagaimana menghindarinya jika Anda sudah memiliki penyakit atau berisiko terkena diabetes.
"Komplikasi diabetes adalah masalah umum ketika gula tidak terkendali. Ada banyak faktor yang dapat berkontribusi pada komplikasi diabetes pada pria muda dan tua," ujar Konsultan, Pusat Spesialisasi Diabetes, Dr Lovelena Munawar, dikutip dari laman The HealthSite.
Komplikasi diabetes yang paling umum meliputi:
- Penyakit kardiovaskular: Orang dengan diabetes lebih mungkin mengalami penyakit jantung atau stroke.
- Kerusakan saraf (neuropati): Gula darah tinggi memengaruhi saraf. Orang-orang merasakan efek semacam ini paling banyak di kaki. Untuk pria, kadar gula yang tinggi dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
- Kerusakan ginjal (nefropati): menyebabkan gagal ginjal atau penyakit ginjal stadium akhir yang ireversibel.
- Kerusakan mata (retinopati): Diabetes dapat menyebabkan kebutaan dan katarak. Ini juga menyebabkan glaukoma.
- Kondisi kulit: Diabetes dapat membuat Anda lebih rentan terhadap infeksi bakteri dan jamur pada kulit. Gangguan pendengaran: Masalah pendengaran lebih sering terjadi pada penderita diabetes.
- Masalah kesehatan mental: Diabetes dapat menyebabkan depresi. Hal ini pada gilirannya dapat berdampak pada manajemen diabetes.
Dampak komplikasi diabetes
Menurut dokter Munawar, sampai saat ini, bentuk diabetes yang paling umum pada orang muda adalah diabetes tipe 1. Namun kini diabetes tipe 2, yang sebelumnya dianggap sebagai gangguan pada usia paruh baya atau lanjut usia, semakin banyak dilaporkan, dan kini juga dilaporkan di kalangan anak muda. Tren ini mulai berubah karena mewabahnya obesitas pada anak.
"Diabetes tipe 1 disebabkan oleh penghancuran bertahap sel-sel. Ini paling sering terjadi pada anak-anak dan remaja. Anak-anak dengan diabetes menghadapi komplikasi akut dan kronis. Ini berkontribusi pada peningkatan angka kematian dan morbiditas," jelasnya.
Diabetes tipe 2 jarang terjadi pada anak di bawah usia 10 tahun. Pada diabetes tipe 2 stadium satu, sering terjadi resistensi insulin, karena obesitas. Maturity-onset diabetes of the young (MODY) dan diabetes neonatal adalah beberapa jenis diabetes yang langka. Masalah dengan gen penghasil insulin adalah penyebab dasarnya.
"Komplikasi diabetes dan kondisi terkait resistensi insulin seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, albuminuria, dan penyakit ovarium polikistik juga lebih sering terjadi pada anak-anak dengan diabetes tipe 2," terangnya lagi.
Di sisi lain, dampak pada pasien lansia mungkin menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, mata kering, mulut kering, kebingungan, inkontinensia, dan nefropati juga. Pasien yang lebih tua sering datang dengan tanda dan gejala diabetes yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda dini diabetes.
"Pada orangtua, komplikasi seperti neuropati atau nefropati dapat menyebabkan gejala seperti kadar glukosa darah di luar kisaran, dehidrasi, mata dan mulut kering, kebingungan, dan inkontinensia," imbuhnya.
Penelitian telah menunjukkan bahwa individu dengan diabetes lebih mungkin menderita hipertensi, dislipidemia, dan demensia. Diabetes dapat memengaruhi populasi lanjut usia bahkan lebih, karena mereka mungkin juga menderita depresi, penurunan dan disfungsi kognitif.