Imunoterapi Efektif Lawan Sel Kanker, Pasien Harus Hati-hati Efek Ini

Ilustrasi penyakit kanker.
Sumber :
  • U-Report

VIVA Lifestyle – Beberapa tahun belakangan, terapi pengobatan imunoterapi begitu menarik perhatian para penyintas kanker. Imunoterapi merupakan bentuk inovasi pengobatan kanker terbaru yang dapat meningkatkan kemampuan sistem kekebalan tubuh individu untuk mengenali dan menyerang sel kanker.

Dede Yusuf Sebut Ibunda Sosok Tangguh, Alami Serangan Jantung hingga Sempat Idap Kanker

Sel kanker memiliki kemampuan 'menyamarkan' diri sehingga sulit dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh. Dengan imunoterapi, sistem kekebalan tubuh dapat ditingkatkan sehingga bisa mendeteksi sel kanker untuk dihancurkan.

Imunoterapi merupakan salah satu modalitas terapi kanker selain pembedahan, radioterapi, terapi hormonal, terapi target dan kemoterapi. Untuk menentukan terapi yang tepat, dilakukan berbagai tes seperti Programmed Death-ligand 1 (PD-L1). PD-L1 adalah protein transmembran yang berperan penting dalam menekan dukungan adaptif dari sistem kekebalan selama peristiwa atau kondisi tertentu.

Terpopuler: 10 Buah Bantu Turunkan Berat Badan hingga Cegah Kanker dengan Pijat Payudara, Bagaimana Caranya?

Tes dengan PD-L1 imunohistokimia pada pasien akan menunjukkan tingkat ekspresi PD-L1 pada jaringan tumor.  Semakin tinggi ekspresi PD-L1, respons akan semakin baik terhadap imunoterapi.

Hasil uji klinis menunjukkan pengobatan imunoterapi dapat membantu menghentikan atau memperlambat pertumbuhan sel kanker, mencegah kanker menyebar ke bagian tubuh lain dan membantu sistem kekebalan tubuh bekerja lebih baik dalam menghancurkan sel kanker.

Teknologi Baru di Mandaya Royal Hospital, Mengurangi Beban Pasien Kanker

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP menjelaskan, untuk pengobatan imunoterapi ini tidak bisa diterapkan pada semua pasien kanker.

Ilustrasi sel kanker.

Photo :
  • Freepik

"Tadinya kanker kulit melanoma, kita bicara mengenai imunoterapi obatnya. Kita bicara PD-L1 ini berkembang untuk kanker usus besar yang di-ACC untuk digunakan pada tahun tahun 2018 lalu, dan resmi di Indonesia di tahun 2019. Kemudian untuk pasien kanker payudara, paru, dan berkembang ke pasien kanker buli-buli, ginjal," kata dia dalam virtual conference, Kamis 23 Juni 2022.

Aru memaparkan lebih lanjut, pengobatan ini sama seperti obat baru, bisa diberikan kepada pasien stadium empat. Namun, seiring dengan berjalan waktu bisa diberikan pada lini pertama di beberapa jenis kanker.

"Tapi semakin lama semakin ke depan efektif sekarang sudah diberikan pada lini pertama beberapa jenis kanker," kata dia.

Beberapa hal yang perlu dipersiapkan pasien kata Aru untuk terapi ini sama seperti pada pengobatan kanker lainnya.

"Sama tapi beda dengan pengobatan lainnya, samanya persiapkan fisik, nutrisi yang baik, istirahat yang cukup," kata dia.

Meski tidak memiliki efek samping seperti pengobatan kemo, namun pasien tetap harus berkonsultasi dengan dokter.

"Mual muntah berlebihan memang tidak, tapi bukan berarti tidak ada efek sampingnya. Efek sampingnya autoimun, karena terapi ini meningkatkan imunitas pasien. Pasien kanker dan autoimun harus dikontrol sebab ditakutkan ketika kanker dilawan tapi penyakit autoimunnya muncul," kata dia menjelaskan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya