Sering Kesemutan Seperti Ini? Hati-hati, Penyakit Berbahaya Mengintai

Ilustrasi kaki/kesemutan/varises/ asam urat
Sumber :
  • Pexels/EVG photos

VIVA – Kesemutan biasa terjadi dan dialami siapa saja sehingga kerap dianggap sepele serta tak berbahaya. Namun di balik itu, kesemutan sendiri menjadi tanda penyakit saraf berbahaya yang tak boleh diabaikan.

Kasus KLB Meningkat di Kalangan Anak Sekolah, IDAI Ingatkan Pentingnya Vaksinasi

Ketua Pokdi Neuro Fisiologi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI): dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), menjelaskan, kesemutan memiliki kaitan erat dengan gangguan saraf. Salah satunya yaitu gangguan pada saraf tepi yang terjadi secara singkat maupun dalam jangka panjang.

"Saraf tepi atau perifer menghubungkan sistem saraf pusat dengan semua bagian penting tubuh. Neuropati adalah gangguan pada sistem saraf tepi yang bisa terjadi akut ataupun kronis, dengan gejala umum seperti kebas dan kesemutan," tuturnya dalam acara virtual Neuropathy Awareness Week 2022 bersama P&G Health, baru-baru ini.

Hari Kesehatan Nasional, Catatan PB IDI: Permasalahan di Indonesia Sangat Kompleks dan Beragam

Selain kesemutan, gejala neuropati juga mencakup rasa seperti tertusuk dan sensasi terbakar di tangan serta kaki yang dapat memengaruhi kualitas hidup pasien. Namun, gejala paling awal yang kerap diabaikan oleh banyak orang adalah kesemutan di area kaki atau tangan.

Ilustrasi tangan/jari.

Photo :
  • Pexels/Daria Shevtsova
Lagi Tren Fisioterapi ke Rumah untuk Pasien Pemulihan Stroke, Seberapa Efektif?

"Paling awal itu terjadi merasa kesemutan. Awalnya hilang timbul, tapi lama-lama semakin menetap. Kemudian mati rasa," kata dokter Luthy.

Bahkan, kesemutan yang sudah parah biasanya dialami pada kedua kaki sekaligus atau bersamaan dengan di tangan. Tak hanya itu, kesemutan yang sudah berbahaya juga bisa meluas hingga area tubuh lainnya.

"Bisa terjadi pada kedua kakinya, kedua tangan, atau pada daerah-daerah tertentu, atau lebih luas sampai ke arah wajah," sambungnya.

Dokter Luthy menegaskan, kesemutan yang patut diwaspadai juga terasa terus-menerus dan intensitasnya meningkat dibanding saat awal. Selain itu, neuropati bisa ditandai dengan kesemutan yang terjadi tanpa adanya penekanan di posisi tertentu. Apabila itu terjadi, dianjurkan segera ke dokter.

Ilustrasi dokter/tenaga kesehatan.

Photo :
  • Freepik

"Gejala kesemutan normal terjadi pada posisi tubuh tertentu. Seandainya menekuk tangan. Paling sering duduk bersila, setelah beberapa lama akan merasakan kesemutan di kedua kaki. Begitu luruskan kembali, dia hilang sama sekali. Itu kesemutan normal. Itu bisa jadi tidak normal kalau berlangsung lama dan berulang. Kesemutan menunjukkan saraf cedera yang kalau didiamkan akan menunjukkan kerusakan lebih lanjut," tandasnya 

Ada pun dalam rangka memperingati Neuropathy Awareness Week 2022, P&G Health didukung oleh Kementerian Kesehatan dan Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) memperkenalkan kampanye 'Feel Life' yang terdiri dari rangkaian program termasuk simposium medis profesional kesehatan, edukasi publik dan kampanye media sosial, serta pemeriksaan gejala neuropati gratis melalui roadshow Neuropati Check Point (NCP). 

Brand Director Personal Healthcare P&G Health Indonesia, Anie Rachmayani mengatakan, Neuropathy Awareness Week merupakan momentum untuk mengingatkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang neuropati yaitu penyakit kronis yang memengaruhi sistem saraf tepi. 

Dengan gejala umum seperti kebas, kesemutan, rasa seperti tertusuk, dan sensasi terbakar di tangan dan kaki yang dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang. P&G Health terus berkomitmen untuk mengedukasi masyarakat dan tenaga profesional kesehatan tentang pentingnya kesehatan saraf, deteksi dini neuropati, dan mendorong masyarakat untuk segera mendapatkan perawatan yang tepat. 

"Oleh karena itu, kami dengan bangga mengumumkan kampanye ‘Feel Life' dalam rangka memeringati Neuropathy Awareness Week 2022 sekaligus mengajak masyarakat untuk lebih menyadari pentingnya kesehatan saraf, deteksi dini neuropati perifer dan mendapatkan pengobatan yang tepat," imbuhnya.

Ilustrasi sakit pinggang.

Hati-hati, Saraf Kejepit yang Tak Diobati Bisa Berujung Stroke dan Merambat ke Organ Vital Lain

Faktor obesitas atau berat badan dan bertambahnya usia, juga bisa meningkatkan risiko terjadinya saraf kejepit. Hal lainnya adanya cedera lama dan mengangkat beban berat.

img_title
VIVA.co.id
14 November 2024