Tak Melulu Soal Gaib, Ternyata Ini Penyebab Ketindihan Menurut Medis

Ilustrasi ketindihan.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Banyak orang yang menganggap bahwa ketindihan atau rep-repan ketika bangun tidur disebabkan oleh makhluk halus. Ketindihan ini digambarkan dengan kondisi tubuh kaku tidak bisa bergerak tapi tubuh dan pikiran menyadari bahwa kamu telah bangun tidur. Ketika hal ini terjadi, kamu tidak bisa berbicara, merasa dada tertekan, sulit bernapas, dan berkeringat. 

Bukan Nasi, Ini 4 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-Diam Bikin Perut Buncit

Biasanya ketindihan ini bisa berlangsung selama beberapa menit. Tapi kamu jangan khawatir, ketindihan ini bukan sebuah hal yang diakibatkan oleh makhluk halus. Ketindihan merupakan sebuah kondisi yang bisa terjadi kepada semua orang dan dapat dijelaskan secara medis. Nah, berikut ulasan selengkapnya yang disadur dari YouTube VDVC Health. 

Istilah Ketindihan

10 Cara Efektif Mengatasi Batuk Terus Menerus di Malam Hari, Tidur Lebih Nyaman

Ilustrasi ketindihan.

Photo :
  • U-Report

Dokter Richard Suwandi mengatakan bahwa ketindihan memiliki istilah sendiri dalam dunia medis yaitu kelumpuhan tidur atau sleep paralysis. Penyebab utama dari ketindihan ini pada dasarnya disebabkan lantaran proses sinkronisasi otak dan tubuh yang sempat terganggu sewaktu tertidur. 

Tiduri Lebih dari 20 Wanita, Ternyata Bagian Sensitif Cewek Ini yang Bikin Jefri Nichol 'Turn On'

“Suatu kondisi yang terjadi akibat gangguan pola tidur dari orang tersebut. Bisa terjadi apabila orang tersebut terlalu capek, sedang dalam pengaruh obat-obatan, dalam pengaruh mungkin zat-zat tertentu, narkoba, alkohol, atau dalam kesadaran,” ucap dr. Richard Suwandi Sp.PD. 

Apa Itu Sleep Paralysis?

Sleep Paralysis

Photo :
  • U-Report

Seorang manusia dewasa biasanya menghabiskan waktu tidur sepertiga atau 30 persen dari waktu dalam satu hari. Tapi, secara medis masih banyak orang yang belum mengetahui tidur yang baik. Tapi, sudah ada penelitian tentang tidur seorang manusia dewasa sekitar 7-8 jam dalam sehari. 

“Jadi, dalam 8 jam itu ada banyak hal yang terjadi yang pada otak kita, pada otot kita, pada sistem hormon kita, dan sistem badan kita yang lainnya. Secara medis biasanya kita bagi ke dalam dua fase, fase besar ini disebut fase NREM (Non-Rapid Eye Movement) dan fase keduanya REM (Rapid Eye Movement),” terangnya. 

Perbedaan secara jelas dari kedua fase tersebut adalah ketika NREM terjadi, mata tidak akan bergerak sama sekali. Sedangkan pada fase REM mata itu bergerak ke mana-mana. Otak manusia dewasa juga akan aktif sehingga otaknya tidak bisa istirahat. 

Bagaimana Sleep Paralysis Bisa Terjadi?

Ilustrasi ketindihan atau sleep paralysis.

Photo :
  • U-Report

Ketindihan ini bisa terjadi pada manusia yang mengalami REM atau Rapid Eye Movement. Dalam fase ini mata, dan otak seseorang aktif, tapi ototnya mati total. Jadi dalam fase tersebut seseorang hanya bisa terbangun, memejamkan mata, dan merasakan, tapi tidak bisa bergerak sama sekali. 

“Kejadian seperti ini tuh biasa dialami, dan percaya tidak percaya rata-rata manusia seumur hidupnya itu mengalami hal ini dua sampai empat kali dalam hidup. Bergantung dengan tingkat aktivitasnya, pekerjaannya, dan kesehatannya,” tutur Richard. 

Penanganan Ketindihan

Ilustrasi ketindihan.

Photo :
  • http://jendelasehatq.blogspot.com/

Saat seseorang mengalami ketindihan, langkah pertama adalah tenang kemudian buka mata dan awasi keadaan sekitar. Lalu, jangan panik, berteriak, atau bergerak karena tidak akan bisa dilakukan. Biasanya kondisi tersebut akan berlangsung selama 20 menit. 

Setelah 20 menit berlalu, biasanya seseorang akan langsung bisa menggerakkan badan. Mulai dari ujung jari sampai seluruh badan bisa digerakkan. Namun, bila seluruh badan bisa digerakkan, jangan langsung berdiri dan cobalah untuk duduk secara perlahan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya