Cacar Monyet Ditemukan di Air Mani, Menular Lewat Seks?

cacar monyet
Sumber :
  • pixabay

VIVA – DNA monkeypox atau cacar monyet ditemukan dalam air mani di beberapa kasus menurut laporan peneliti. Ada pun, fragmen virus monkeypox tersebut telah terdeteksi dalam air mani pada beberapa pasien di Italia.

Musim Hujan Bikin Gairah Seks Membara, Mitos atau Fakta?

Fakta tersebut menimbulkan pertanyaan apakah penularan penyakit secara seksual bisa menjadi suatu kemungkinan. Terlebih, kasus cacar monyet sendiri saat ini didominasi oleh kelompok gay, pria penyuka pria, dan biseksual, meski tak menutup kemungkinan menyebar ke kalangan lain.

Virus monkeypox diketahui menyebar melalui kontak dekat dengan orang yang terinfeksi, yang dapat menularkan virus melalui lesi kulit yang khas atau tetesan pernapasan yang besar. Banyak kasus cacar monyet yang dikonfirmasi dalam wabah saat ini adalah di antara pasangan seksual yang pernah melakukan kontak dekat.

Kenali Penyakit Sifilis, IDI Botawa Berikan Informasi Pengobatan yang Tepat

Namun penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS, klamidia, dan sifilis, disebabkan oleh patogen yang berpindah dari satu orang ke orang berikutnya khususnya dalam air mani, cairan vagina atau cairan tubuh lainnya. Lantas, bagaimana dengan cacar monyet?

Gambar virus cacar monyet lewat miskroskop

Photo :
  • Cynthia S. Goldsmith, Russell Regner/CDC via AP
Cawagub Papua Paksa Istri Seks Threesome, Agus Buntung Diperiksa Polisi

Ditemukan di air mani
Para peneliti di Institut Spallanzani, sebuah rumah sakit dan fasilitas penelitian penyakit menular yang berbasis di Roma, pertama kali menyoroti bukti virus monkeypox dalam air mani pada empat pasien di Italia dalam sebuah laporan pada 2 Juni 2022.

Sejak itu mereka telah mengidentifikasi enam dari tujuh pasien di fasilitas tersebut dengan air mani yang mengandung materi genetik virus. Secara khusus, sampel yang diuji di laboratorium dari satu pasien menunjukkan bahwa virus yang ditemukan dalam air maninya mampu menginfeksi orang lain dan bereplikasi.

Data ini, yang sedang diajukan untuk publikasi, tidak cukup bukti untuk membuktikan bahwa sifat biologis virus telah berubah, sehingga cara penularannya telah berevolusi, Francesco Vaia, direktur umum institut itu, mengatakan kepada Reuters.

"Namun ... memiliki virus menular dalam air mani adalah faktor yang sangat mendukung hipotesis bahwa penularan seksual adalah salah satu cara penularan virus ini," katanya, dikutip dari laman Salt Wire, Selasa 14 Juni 2022.

Ilustrasi bercinta

Photo :
  • U-Report

Vaia mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah diberitahu tentang temuan terbaru. Namun, badan PBB itu tidak segera dapat dihubungi untuk dimintai komentar.

Data tersebut muncul karena lebih dari 1.300 kasus penyakit virus telah dilaporkan oleh sekitar 30 negara, sebagian besar di Eropa, sejak awal Mei 2022. Sebagian besar kasus telah dilaporkan pada pria yang berhubungan seks dengan pria.

Wabah ini telah memicu kekhawatiran karena virus ini jarang terlihat di luar Afrika, di mana ia endemik, dan sebagian besar kasus tidak terkait dengan perjalanan ke benua itu. Para ilmuwan berusaha keras untuk memahami apa yang mendorong wabah saat ini, asal-usulnya, dan apakah sesuatu tentang virus telah berubah.

Penemuan serupa di negara lain
Dalam laporan terpisah yang diterbitkan online pada 6 Juni 2022 dan belum ditinjau oleh rekan sejawat, bahasa Jerman ilmuwan juga mendeteksi DNA virus dalam air mani dua pasien di negara tersebut.

Cacar monyet

Photo :
  • times of india

"Deteksi DNA virus tidak selalu menyiratkan adanya virus menular," kata Carlos Maluquer de Motes, yang menjalankan kelompok penelitian yang mempelajari biologi poxvirus di University of Surrey.

Sebuah analisis oleh peneliti Inggris menemukan bahwa DNA virus dari berbagai virus yang berbeda, termasuk virus Zika, telah ditemukan dalam air mani, tetapi tidak jelas apakah keberadaan materi genetik meningkatkan risiko penularan seksual.

“Secara keseluruhan, masih belum diketahui pasti apakah monkeypox menular melalui air mani,” tambah Enrico Bucci, ahli biologi dari Temple University di Philadelphia.

"Diduga dan sangat mungkin demikian. Tetapi ada kekurangan bukti formal yang akan tersedia dengan eksperimen lebih lanjut di laboratorium," pungkas Enrico Bucci.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya