Pecinta Nasi, Waspadai 4 Efek Samping Nasi Putih Ini
- Pixabay/pexels
VIVA – Nasi putih menjadi makanan pokok di Indonesia. Rasanya, belum kenyang kalau belum makan nasi. Namun, banyak anggapan yang mengatakan bahwa mengonsumsi nasi putih bisa menyebabkan kegemukan. Ya, nasi putih sering mendapatkan reputasi buruk. Tapi, apakah benar seburuk itu?
Nasi putih mendapat reputasi buruk karena sangat diproses dan tidak mengandung cukup vitamin dan mineral. Terlebih, jika dibandingkan dengan nasi merah. Tapi, apakah alasan itu saja sudah cukup untuk meyakinkanmu meninggalkan nasi putih?
Berikut beberapa alasan mengapa mengonsumsi terlalu banyak nasi putih, dapat merugikan kesehatan, dilansir The HealthSite, Jumat 10 Juni 2022.
Meningkatkan risiko diabetes
Indeks glikemik (GI) adalah ukuran seberapa cepat tubuh mengubah karbohidrat menjadi gula yang dapat diserap. Makanan rendah GI tampaknya lebih sehat untuk penderita diabetes tipe 2, karena menghasilkan kenaikan kadar gula darah yang lambat namun stabil.
"Makanan dengan GI yang lebih tinggi dapat menyebabkan kenaikan gula darah yang cepat," ungkap sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Nutrition Journal.
Dan nasi putih kebetulan mengandung GI 64, sehingga menyebabkannya berubah menjadi gula darah lebih cepat daripada beras merah.
Meningkatkan risiko sindrom metabolik
Istilah sindrom metabolik mengacu pada sekelompok faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena masalah kesehatan, seperti penyakit jantung, diabetes tipe 2 dan stroke.
Orang yang mengonsumsi nasi putih dalam jumlah besar secara teratur memiliki kemungkinan lebih tinggi terkena sindrom metabolik, demikian menurut penelitian yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition. Namun, hubungan antara itu dan penyakit jantung, masih belum diketahui.
Terkait dengan berat badan
Nasi putih sering dikaitkan dengan penambahan berat badan yang tidak diinginkan. Namun sepertinya, nasi putih tidak berbahaya atau bermanfaat bagi penurunan berat badan. Tetapi, diet yang mengandung biji-bijian utuh, seperti beras merah, telah terbukti membantu penurunan berat badan dan membantu menjaga berat badan secara lebih konsisten.
Dapat meningkatkan risiko kanker
Beras yang terkontaminasi arsenik ditanam di beberapa bagian dunia. Beras menyerap arsenik pada tingkat yang lebih tinggi dibanding kebanyakan tanaman pangan lainnya. Ketika tanah atau air terkontaminasi arsenik, ini yang kemudian menjadi perhatian.
Beberapa penelitian telah menghubungkan keracunan arsenik dengan peningkatan risiko kanker, penyakit jantung, dan diabetes tipe 2. Ini juga berbahaya bagi saraf dan dapat mengganggu fungsi otak.
Lalu, apakah nasi putih tidak ada manfaatnya sama sekali?
Ya, nasi putih dikritik karena minim gizi dan nasi merah adalah pilihan yang lebih baik. Namun, nasi putih tak melulu buruk. Dalam beberapa kasus, nasi putih bisa bermanfaat. Misalnya, orang yang biasa mengonsumsi makanan rendah serat atau mengalami mual dan mulas, mungkin mendapati nasi putih lebih baik untuk dicerna.
Nasi merah adalah pilihan yang lebih baik, karena nilai gizinya yang tinggi. Namun, nasi putih jika dikonsumsi dalam jumlah sedang, juga tidak akan berbahaya.