Upaya Menkes Budi Gunadi Cegah Pandemi di Masa Depan

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
Sumber :
  • Biro Setpres

VIVA – Kementerian Kesehatan RI memimpin pertemuan Health Working Group kedua di Lombok, pada 6-8 Juni 2022. Melalui pertemuan itu Kemenkes merancang ketahanan sistem kesehatan secara global, termasuk upaya pencegahan pandemi masa depan.

Kisah Rizky Ridho Jualan Ayam saat Liga Dihentikan Akibat Pandemi: Uang Sisa Rp400 Ribu

Dalam membangun ketahanan sistem kesehatan global tersebut, Kemenkes berfokus pada tiga hal utama, yakni pertama mobilisasi sumber daya keuangan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi.

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah akan memformalkan pembentukan dana persiapan pandemi.

Menkes Tegaskan Tak Ikut Campur Kisruh JK Vs Agung Laksono Rebutan Ketum PMI

“Jadi kalau ada pandemi lagi ke depannya harus ada cadangan dananya,” katanya pada konferensi pers di sela agenda Health Working Group, di Lombok, dikutip dari laman Kemenkes.

Begitu dana tersebut sudah terbentuk, Menkes Budi mengatakan harus mencari cara bagaimana dana itu bisa digunakan untuk mengakses obat-obatan, vaksin, dan alat tes pandemi.

Camilannya Diborong Wapres Gibran, Nasabah PNM Mekar Ini Bangkit Usai Dihantam Pandemi

Fokus kedua dalam membangun ketahanan sistem kesehatan global adalah mobilisasi sumber daya kesehatan esensial untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.

Photo :
  • youtube

“Harus dibangun struktur dan mekanisme untuk memobilisasi sumber daya secara cepat dan adil sehingga tindakan medis darurat dapat diakses oleh semua negara saat krisis kesehatan terjadi, baik saat ini maupun jika terjadi ancaman kesehatan lain di masa mendatang,” katanya.

Usulan ini telah didukung sepenuhnya oleh negara-negara seperti Italia, China, Argentina, Korea dan European Union. Negara seperti Amerika Serikat, India, Perancis dan Afrika Selatan juga mendukung dengan sejumlah rekomendasi seperti mekanisme pembiayaan yang lebih detail dan penekanan pada pentingnya keadilan akses pada tindakan medis esensial.

Access to COVID-19 Tools (ACT) Accelerator, yang diluncurkan pada April 2020 oleh WHO dan para partner, menjadi wadah kolaborasi global yang inovatif.

“Perlu mengkonsolidasikan dan memastikan model saat ini dapat diubah menjadi pendekatan yang lebih permanen, global, dan inklusif,” ucap Menkes Budi.

Menkes Budi Gunadi Sadikin.

Photo :
  • VIVA.co.id/ Willibrodus

Ketiga, optimalisasi pengawasan genomik dan penguatan mekanisme berbagi data terpercaya untuk memberikan insentif bagi kesehatan masyarakat global yang kuat. Dengan menggunakan platform berbagi data universal (model GISAID+) memungkinkan semua negara G20 untuk berkomunikasi dan berbagi informasi dan data, tidak hanya untuk pandemi saat ini, tetapi juga pada patogen global lainnya yang memiliki potensi pandemi di masa depan.

Seluruh negara anggota juga mendukung usulan ini dengan beberapa rekomendasi dan klarifikasi agar tidak terjadi duplikasi pada upaya global. Perlu lebih detail dalam hal aksesibilitas, benefit dan dampak bagi negara-negara.

Diharapkan dapat diperoleh persetujuan oleh seluruh negara anggota G20 untuk mengakui penggunaan GISAID sebagai platform universal. Sehingga jika ada pandemi berikutnya di negara lain sudah ada mekanisme untuk melaporkan data genom sequence dari patogen yang diberikan dari negara tersebut. Genome itu bisa berupa virus, bakteri, parasite.

“Kita mau memastikan ada persetujuan agar semua Lab di dunia bisa berbagi data patogen kalau ada pandemi berikutnya,” tutur Budi.

Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo

Bangkit Usai Dihantam Pandemi, Pendapatan Bisnis KAI Kini Tembus Puluhan Triliun

PT Kereta Api Indonesia (KAI) disebut mencatatkan pendapatan lebih dari Rp30 triliun pada tahun 2024, berkat pemulihan bisnis yang pesat usai pandemi.

img_title
VIVA.co.id
19 Desember 2024