Kanker Bisa Picu Diabetes, Begini Cara Mencegahnya
- Pixabay
VIVA – Profil orang-orang yang berisiko lebih tinggi terkena kanker, sangat mirip dengan deksripsi orang-orang yang berisiko tinggi terkena diabetes. Hubungan antara kedua penyakit ini sebenarnya telah ada sejak lama. Namun, baru belakangan ini para ilmuwan dapat mengidentifikasi alasan pasti hubungan antara keduanya.
Mereka awalnya menetapkan bahwa gejala diabetes, yaitu kadar glukosa yang tinggi dalam darah dapat berkontribusi pada timbulnya kanker. Sebaliknya, beberapa pengobatan untuk melawan kanker telah diidentifikasi sebagai penyebab lonjakan kadar gula darah atau penekanan produksi insulin alami yang akan menyebabkan diabetes pada pasien kanker.
Dilansir The HealthSite, Senin 6 Juni 2022, penelitian baru menunjukkan, pasien kanker juga bisa berisiko terkena diabetes. Dampak yang berkepanjangan dan komplikasi yang berlanjut karena penyakit ini telah menurunkan kualitas hidup banyak orang.
Para ahli telah mengaitkan diabetes dengan jenis kanker tertentu. Associate professor Lykke Sylow dan Christoffer Johansen dari The National Center for Cancer Survivorship and General Late Effects (CASTLE), menyatakan, penelitian tersebut menunjukkan, ada peningkatan risiko terkena diabetes jika seseorang terkena penyakit paru-paru, pankreas, payudara, otak, kanker saluran kemih dan rahim.
Bagaimana kanker menyebabkan diabetes?
Ada kemungkinan bahwa berbagai terapi kanker dapat meningkatkan risiko pada pasien dan kanker itu sendiri, yang juga dapat menjadi penyebab diabetes. Para ahli menyatakan, sel kanker mampu mengeluarkan zat yang dapat memengaruhi organ dan mungkin berkontribusi pada peningkatan kejadian diabetes.
Di beberapa bagian tubuh, terapi radiasi yang menyerang sel kanker juga dapat menghancurkan sel yang memproduksi insulin. Dan steroid, yang sering digunakan untuk mengurangi mual selama menjalani kemoterapi, termasuk di antara obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar gula darah.
Sebagaimana dinyatakan dalam penelitian ini, imunoterapi juga dapat berkontribusi terhadap diabetes. Orang yang menggunakan inhibitor pos pemeriksaan, yang diketahui digunakan untuk mengobati kanker ginjal, paru-paru dan darah, juga telah dipelajari dapat mengembangkan kasus diabetes yang parah.
Para peneliti menyatakan, imunoterapi dapat menyerang tidak hanya sel kanker, tetapi juga sel penghasil insulin di pankreas. Reaksi tersebut dapat menyebabkan diabetes tipe 1 yang lebih parah. Pasien kanker pankreas bahkan lima kali lebih mungkin untuk mengembangkan diabetes tipe 2, dibandingkan pasien tanpa riwayat kanker.
Tingkat kelangsungan hidup pasien
Orang yang didiagnosis dengan kanker, kemudian kena diabetes, tidak bisa hidup selama pasien yang tidak mengembangkan diabetes saat mengalami kanker.
Para ahli telah mengamati selama penelitian bahwa pasien kanker tanpa diabetes, bertahan lebih lama dibandingkan dengan pasien kanker yang didagnosis dengan diabetes. Tingkat kematian 21 persen ditemukan pada pasien yang diagnosis menderita kanker dan diabetes.
Lalu, apa tindakan pencegahannya?
Untungnya, para ahli mengatakan, ada solusi untuk kondisi tersebut. Antara lain:
- Melakukan skrining diabetes yang berkaitan dengan jenis kanker yang ditemukan.
- Intervensi dini untuk mengobati diabetes
- Diagnosis dini untuk melacak kondisi pada pasien kanker
- Lakukan berbagai jenis olahraga yang bekerja efektif untuk mencegah diabetes.