Studi: Posisi Tidur Ternyata Dapat Memicu Penyakit di Otak 

Ilustrasi tidur
Sumber :
  • The Sun

VIVA – Posisi Anda tidur dapat memicu atau membantu menekan penyakit seperti ALS, sebuah studi baru mengungkapkan. Penelitian menemukan bahwa tidur telentang, samping atau depan dapat mempengaruhi kesehatan otak Anda.

15 Makanan Tinggi Protein yang Ampuh Membantu Penurunan Berat Badan

Dilansir dari The Sun, Amyotrophic lateral sclerosis (ALS), juga dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig, adalah bentuk paling umum dari penyakit neuron motorik.

Orang dengan ALS semakin kehilangan kemampuan untuk mengontrol gerakan otot, termasuk kemampuan berbicara, menelan, dan bernapas. Saat ini tidak ada obat yang diketahui.

Siapa Bilang Penderita Diabetes Tak Boleh Makan Nasi Padang? Begini Triknya Menurut Ahli Gizi

Penyakit neurodegeneratif, termasuk penyakit Parkinson, Alzheimer, dan multiple sclerosis memiliki banyak kesamaan, meskipun gejala klinis dan perkembangan penyakitnya terlihat sangat berbeda.

Insiden ALS dan penyakit neurodegeneratif lainnya, termasuk penyakit Parkinson dan Alzheimer meningkat seiring bertambahnya usia dan mengakibatkan hilangnya jaringan otak secara bertahap.

Bukan Nasi, Ini 4 Kebiasaan Sehari-hari yang Diam-Diam Bikin Perut Buncit

Kuncinya adalah peneliti mengatakan ada juga peningkatan protein limbah yang menumpuk di otak pada penyakit ini. Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan untuk penerbit ilmiah yang berbasis di Inggris, BioMed Central, mempelajari sekelompok tikus dan mengidentifikasi target baru dalam perang melawan ALS.

Penelitian tersebut melihat bagaimana sistem glymphatic, yang membuang limbah dari otak, dapat mencegah ALS.

Di dalam tubuh kita, rantai protein panjang terlipat untuk membentuk bentuk fungsional yang memungkinkan mereka melakukan tugas tertentu, termasuk membuat antibodi untuk melawan infeksi, mendukung sel, dan mengangkut molekul.

Terkadang proses itu berjalan serba salah, menghasilkan protein "salah lipatan" yang menggumpal. Itu bisa terfragmentasi, menciptakan benih yang menyebar ke seluruh otak membentuk kelompok baru.

Para peneliti memeriksa tikus yang dimodifikasi secara genetik untuk menentukan apakah menghilangkan atau memperlambat penyebaran protein limbah ini dan benihnya dapat menghentikan atau memperlambat perkembangan penyakit.

Ilustrasi tidur.

Photo :
  • Unsplash

Temuan studi

Hasilnya menunjukkan bahwa tikus yang terpapar protein yang terlibat dalam ALS menunjukkan gejala klasik penyakit, termasuk atrofi otak.

Selain itu, mereka memiliki kemampuan pembersihan limbah glymphatic yang lebih buruk. Studi ini memberikan bukti pertama bahwa sistem glymphatic mungkin menjadi target terapi potensial dalam pengobatan ALS.

Pentingnya cara kita tidur

Sistem glymphatic menghilangkan limbah, termasuk protein beracun, dari otak, tetapi umumnya tidak responsif saat kita terjaga. Sebaliknya, itu akan bekerja ketika kita tidur.

Namun, seiring bertambahnya usia, kualitas tidur menurun dan risiko penyakit neurodegeneratif, termasuk ALS, meningkat. Posisi tidur juga diduga mempengaruhi pembersihan glymphatic.

Penelitian yang dilakukan pada hewan pengerat telah menunjukkan pembersihan glymphatic paling efisien dalam posisi lateral (atau tidur menyamping), dibandingkan dengan posisi terlentang (di belakang) atau tengkurap (berbaring di depan).

Alasan belum sepenuhnya dipahami, tetapi temuan menunjukkan kemungkinan berhubungan dengan efek gravitasi, kompresi dan peregangan jaringan.

Selain posisi tidur, gaya hidup juga dapat membantu fungsi glymphatic juga. Omega-3, ditemukan pada ikan laut, telah lama dianggap bermanfaat bagi kesehatan dan mengurangi risiko penyakit neurodegeneratif. Penelitian baru menunjukkan manfaat ini mungkin sebagian karena efek positif Omega-3 pada fungsi glymphatic.

makanan kaya protein

Duh, Konsumsi Protein Masyarakat Indonesia Jauh di Bawah Negara ASEAN

Salah satu sumber protein nabati terbaik adalah kacang kedelai. Kedelai mengandung semua jenis asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh.

img_title
VIVA.co.id
22 November 2024