Petai Memang Lezat, Tapi Awas Bahaya Asam Urat Mengintai
- Dok, Junita Xanders Kitchen
VIVA – Petai atau pete merupakan salah satu makanan yang khas di berbagai sajian dengan cita rasa unik. Pete sendiri bisa dijadikan sebagai lalapan, maupun diolah bersama makanan lain seperti sambal goreng kentang untuk menambah aroma.
Dituturkan dokter spesialis gizi klinik, dr. Marya Haryono M.Gizi Sp.GK, petai mengandung sumber energi serta antioksidan yang baik bagi tubuh. Akan tetapi, mengonsumsi petai secara berlebihan bisa memicu dampak pada sistem pencernaan.
"Penyebabnya akibat asupan pete terlalu banyak dan serat jadi berlebihan. Konsumsi serat terlalu banyak timbul rasa tidak nyaman di sistem pencernaan. Tapi bisa saja dampaknya beda di tiap orang," bebernya dalam acara Hidup Sehat, tvOne, beberapa waktu lalu.
Dokter Marya menegaskan bahwa kandungan di dalam petai yang patut disorot juga adalah kalium dan purin yang cukup tinggi. Apabila dikonsumsi berlebihan, tentu bisa menimbulkan dampak kesehatan di tubuh, termasuk asam urat.
"Ada purin di pete. Asam urat tinggi dipicu purin tinggi," imbuhnya.
Meski begitu, sejumlah penelitian menyebut purin dalam petai dan tumbuhan lainnya tidak berisiko tinggi terhadap terjadinya asam urat. Hal itu dibandingkan dengan sumber protein hewani yang bisa berisiko tinggi terhadap penyakit ini.
"Tapi, kalau ada asam urat, pertimbangkan untuk eliminir konsumsi pete. Sedikit saja makannya ya," pesannya.
Selain itu, pete dan jengkol memiliki senyawa serupa yakni sulfur. Meski tak berbahaya, senyawa sulfur tersebut yang membuat aroma kurang sedap timbul dari mulut dan air seni usai mengonsumsinya.
"Tipsnya, untuk pete bisa dijadikan varian sumber protein atau serat tapi tidak secara rutin. Bisa untuk lalapan. Kalau jengkol, sebaiknya direbus dulu baru bumbui agar kurangi kadar asam jengkolat di dalam," pungkas dr. Marya Haryono.