Sering Makan Jengkol, Awas Bahaya Ini Mengintai
- VIVA/Shalli Syartiqa
VIVA – Jengkol merupakan salah satu makanan favorit bagi lidah Indonesia yang kerap diolah menjadi beragam olahan mulai dari balado hingga semur. Rasanya yang lezat membuat jengkol seringkali dikonsumsi berlebihan walau memiliki aroma yang khas.
Dipaparkan dokter spesialis gizi, dr. Marya Haryono M.Gizi Sp.GK., jengkol sebenarnya mengandung sumber energi yang baik dan cukup besar bagi kebutuhan tubuh. Hal ini serupa seperti pete, yang sama-sama memiliki aroma khas namun mengandung sumber energi cukup, protein, serta antioksidan.
"Pete ada energi yang cukup, protein, vitamin c, kalium yang banyak dan mengandung antioksidan. Kalau jengkol mengandung sumber energi cukup kira-kira 100 gram menyerupai 100 gram nasi. Asupan protein jadi bertambah. Selain itu ada juga antioksidan," tuturnya dalam acara Hidup Sehat Plus, tvOne, Jumat 27 Mei 2022.
Dengan manfaat kesehatan itu, dokter Marya menyampaikan bahwa sebenarnya pete dan jengkol mampu mencukupi kebutuhan tubuh. Apalagi, terdapat serat yang juga tinggi sehingga baik untuk kesehatan pencernaan.
"Jadi kalau hanya lihat manfaatnya saja, ada antioksidan juga, yang pasti baik bagi pembuluh darah kita. Belum lagi campuran serat yang baik bagi penyandang diabetes. Tetap harus ingat prinsip gizi seimbang," imbuhnya.
Prinsip gizi seimbang ditekankan agar masyarakat tidak cenderung berlebihan dalam mengonsumsi jengkol dan pete. Pada pete, dampaknya sendiri dapat memicu perut tak nyaman jika dikonsumsi berlebihan karena mengandung tinggi serat. Lain halnya dengan jengkol yang bisa berdampak jangka panjang.
"Jengkol, efek sampingnya mengandung asam jengkolat. Asam jengkol ini penganggu fungsi ginjal karena sifatnya asam dan rentan membuat perlukaan di ginjal sehingga rasa nyeri atau timbul kencing berdarah atau terganggu buang air kecilnya," pungkasnya.