Kasus Diduga Hepatitis Akut Tambah 2, Banten dan Sulawesi Selatan

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • Pexels/miroshnichenko

VIVA – Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, menyampaikan update terbaru kasus diduga hepatitis akut yang terdeteksi di Indonesia. 

Tiga Owner Skincare Ternama di Sulsel Ditahan Polisi, Produk Kosmetiknya Mengandung Merkuri

Hingga Senin 23 Mei 2022, total kasus berjumlah 16 pasien. Di mana terjadi penambahan 2 kasus, dari yang sebelumnya terdeteksi 14 pasien. 

"Saat ini ada 16 yang diduga kasus hepatitis akut berat yang belum diketahui ini. 16 ini terdiri dari 1 orang probable, kemudian 15 kasus adalah pending classification," tuturnya dalam Konferensi Pers yang digelar virtual, Selasa 24 Mei 2022. 

Badan Gizi Nasional Pastikan Menu Makanan Progam MBG Dievaluasi Setiap Hari

Sementara dua penambahan kasus terbaru, berasal dari Banten dan Sulawesi Selatan.

Ilustrasi hepatitis pada anak

Photo :
  • The Sun
Kemenkes Pastikan yang Berulang Tahun di Januari Dapat Akses Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis dari Pemerintah, Begini Caranya

"Jadi ada tambahan 2, dari 14 jadi 16. Yang kasus probable baru satu DKI, yang lainnya adalah pending classification. Di Bali itu ada 2, kemudian Bangka Belitung, Banten, DKI ada 1 probable dan 4 klasifikasi pending, Jambi 1, Jawa Timur 2, dan seterusnya satu-satu," pungkas dia. 

Dari total 16 kasus, Syahril menjabarkan semuanya tersebar di beberapa provinsi, di antaranya Sumatera Barat (1 kasus pending klasifikasi), Jambi (1 kasus pending klasifikasi), Bangka Belitung (1 kasus pending klasifikasi), DKI Jakarta (1 kasus probable dan 4 pending klasifikasi).

Kemudian, Banten (1 kasus pending klasifikasi), Yogyakarta (1 kasus pending klasifikasi), Jawa Timur (2 kasus pending klasifikasi), Bali (2 kasus pending klasifikasi), Nusa Tenggara Barat (1 pending klasifikasi) dan Sulawesi Selatan (1 kasus pending klasifikasi).

Lebih lanjut Syahril mengungkapkan, dari total 16 kasus dugaan hepatitis akut, pasien terbanyak adalah laki-laki. 

Ilustrasi anak sakit.

Photo :
  • Pexels/Cottonbro

"Dari total 16 ini, 11 atau 68,7 persen laki-laki, sisanya 5 orang perempuan," imbuhnya. 

Sementara untuk kelompok usia, Syahril mengatakan, kasus terbanyak berasal dari anak berusia 0-5 tahun. 

"Kelompok usia yang terbanyak adalah 0-5 tahun ada 11 orang. Kemudian umur 6-10, ada 3 dan berikutnya 2 orang," pungkas dr. Mohammad Syahril.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya