Outbreak di Korea Utara Berpotensi Munculkan Varian Baru COVID-19?

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.
Sumber :
  • KRT via AP

VIVA – Selama lebih dari dua tahun, Korea Utara mengklaim bahwa COVID-19 belum masuk ke negara tersebut. Namun klaim itu berubah minggu lalu, ketika pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un mengungkap bahwa wabah varian Omicron yang menyebar “secara eksplosif” di Korea Utara.

Saling Serang, Rusia Gunakan Rudal dari Korea Utara untuk Hancurkan Ukraina

Hingga Rabu, negara itu telah melaporkan 62 kematian dan lebih dari 1,7 juta kasus demam sejak wabah dimulai pada akhir April. Dari jumlah tersebut, lebih dari satu juta orang telah pulih dan hampir 700.000 menjalani karantina.

Di tengah kasus outbreak COVID-19 di Korea Utara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa wabah COVID-19 di Korea Utara mengkhawatirkan akan muncul varian virus baru, karena negara itu sedang berjuang melawan penyebaran cepat demam misterius sejak akhir April.

Ratusan Tentara Korut Terkapar di Rumah Sakit, Perawat Rusia: Pergi Kalian ke Neraka!

Hal ini diungkapkan oleh Direktur kedaruratan WHO Mike Ryan dalam konferensi pers pada hari Selasa, 17 Mei 2022 lalu.

"Tentu saja mengkhawatirkan jika negara-negara tidak menggunakan alat yang sekarang tersedia," jawab dia ketika ditanyai pertanyaan mengenai krisis COVID-19 di Korea Utara, mengutip dari laman Hindustime.

Gara-gara Kurang Amunisi, Tentara Korut Babak Belur di Garis Depan

Virus corona atau COVID-19

Photo :
  • Times of India

Ryan menambahkan bahwa WHO telah berulang kali mengatakan bahwa selalu ada risiko lebih tinggi dari varian baru yang muncul di mana ada penularan yang tidak terkendali.

Selain Ryan, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak Korea Utara untuk berbagi data dan informasi terkait pandemi yang terjadi sejak April lalu.

"WHO sangat prihatin dengan risiko penyebaran COVID-19 lebih lanjut di negara ini terutama karena penduduknya tidak divaksinasi dan banyak yang memiliki kondisi mendasar yang menempatkan mereka pada risiko penyakit parah dan kematian," kata Ghebreyesus kepada wartawan, Selasa.

Dia juga menambahkan bahwa WHO menawarkan untuk memberikan dukungan teknis dan pasokan, tes, obat-obatan dan vaksin untuk membantu Korea Utara membendung penyebaran COVID-19.

Sementara itu, pihak berwenang Korea Utara mengatakan bahwa mereka hanya dapat mengkonfirmasi sejumlah kecil kasus COVID-19 yang mengakui wabah varian Omicron minggu lalu.

Namun, para ahli di luar telah menunjukkan bahwa sebagian besar demam misterius ini bisa jadi adalah COVID-19.

Sementara itu, pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un menuduh para pejabat "tidak dewasa" dan "kelalaian" dalam menangani virus di seluruh negeri.

Dia mendesak para pejabat untuk memperkuat kontrol COVID-19 di tempat kerja dan melakukan upaya ganda untuk meningkatkan pasokan kebutuhan sehari-hari dan menstabilkan kondisi kehidupan, mengutip Kantor Berita Pusat Korea mengatakan pada hari Rabu.

VIVA Militer: Rudal balistik Pukguksong-2 (KN-15) militer Korea Utara

Rudal Nuklir Korut Diduga Masuk ke Rusia Lewat Darat

Rudal tersebut mampu menjangkau jarak sasaran hingga sejauh 2.000 kilometer.

img_title
VIVA.co.id
23 Desember 2024