Penyebab Usia Muda di Perkotaan Rentan Diintai Hipertensi

Ilustrasi hipertensi.
Sumber :
  • Pixabay/rawpixel

VIVA – Tekanan darah tinggi atau hipertensi termasuk dalam penyakit kardiovaskuler yang merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbanyak di Indonesia. Hal tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk rentannya usia muda diintai hipertensi.

10 Makanan Penurun Hipertensi: Solusi Alami yang Dapat Menurunkan Tekanan Darah Anda

Dituturkan Plt. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Kemenkes, dr. Elvieda Sariwati, M.Epid, bahwa persentase penyakit tidak menular penyebab kematian terbanyak paling pertama adalah stroke. Dilanjutkan dengan penyakit kardiovaskuler yang mana hipertensi merupakan penyebab paling utama.

"Berdasarkan Riskesdas 2013 dan 2018, tren hipertensi meningkat. Dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen," jelas Elvieda dalam konferensi pers Hari Hipertensi Sedunia, Kementerian Kesehatan, Kamis 12 Mei 2022.

Awalnya Bercak Merah, Awas! Psoriasis Bisa Berujung Diabetes Hingga Penyakit Jantung

Ilustrasi hipertensi.

Photo :
  • Pixabay/frolicsomepl

Dijelaskan dokter spesialis jantung, dr. Erwinanto, SpJP, data yang dihimpun oleh perhimpunan dokter bersama Kementerian Kesehatan RI, dilakukan di perkotaan menunjukkan hasil yang cukup mengejutkan. Di mana mereka yang berusia muda rata-rata mengidap hipertensi.

Sudah Jaga Pola Makan, Kok Tekanan Darah dan Kolesterol Masih Tinggi? Ini Sebabnya!

"Dilakukan di perkotaan sampai 70 ribu (relawan) usia rata-rata 40 tahun, itu muda, di urban dan hasilnya menyatakan bahwa angka hipertensi antara mereka adalah 34 persen. Hampir sama untuk angka hipertensi nasional," bebernya.

Menurut dokter Erwin, angka hipertensi secara nasional pun sekitar 30 persen sehingga secara garis besar tak jauh berbeda dengan persentase hipertensi di usia muda. Salah satu pemicunya adalah perubahan gaya hidup.

"Benar bahwa hipertensi mulai terjadi di usia muda. Penyebabnya adalah pola hidup yang berubah," jelasnya.

Hal ini jauh berbeda dengan angka kasus hipertensi di Papua yang rendah dibanding Jakarta dan kota besar lain di Indonesia. Gaya hidup orang Papua dinilai masih belum berubah secara signifikan sehingga risiko hipertensi pun bisa dihindari.

"Pola hidup Papua belum seperti pola hidup orang Jakarta. Aktivitas fisik masih bagus. Makanannya belum yang banyak rasa. Pola hidup mereka masih bisa cegah hipertensi. Tapi makin ke sini dengan majunya teknologi, urbanisasi, maka perlu diwaspadai juga," imbuh Elvieda.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya