Bahaya Anemia di Balik Segarnya Kopi Kekinian dan Minuman Boba

Ilustrasi penderita anemia.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Kopi, teh, hingga minuman boba kekinian menjadi kegemaran anak muda saat ini dengan rasa yang manis dan melegakan dahaga. Di balik nikmatnya minuman tersebut, justru ada bahaya kesehatan yang mengintai tanpa disadari.

Dokter Spesialis Anak, Prof. Dr. dr. Pustika Amalia Wahidiyat Sp.A., menyampaikan bahwa kondisi anemia terjadi saat kadar hemoglobin atau oksigen darah menjadi rendah. Rupanya, Indonesia sendiri ada dalam kondisi risiko tinggi di mana anemia cenderung mengintai masyarakat, tak terkecuali usia anak.

"Prevalensai anemia di Riskesdas 2013 pada anak usia 12-59 bulan serta pada anak 14 tahun, antara 18-28 persen. Tidak pernah bergeming. Di DKI Jakarta diambil 10 ribu lebih data di 3 puskesmas besar ternyata memiliki anemia mikrositik hipokromik adalah 30 persen," kata dia dalam konferensi pers virtual Kementerian Kesehatan RI, Selasa 10 Mei 2022.

Banyak faktor dari anemia sendiri, salah satunya kekurangan zat besi. Tubuh yang kekurangan zat besi biasanya dipengaruhi dari pola makan. Ini termasuk kegemaran konsumsi minuman penghambat penyerapan zat besi seperti kopi, teh, minuman boba, hingga gandum.

"Anemia defisiensi besi biasanya karena faktor bayi lahir prematur, berat bayi lahir rendah, nutrisi kurang baik, mens panjang pada remaja, obesitas, penyakit saluran cerna, banyak minum kopi, gandum, itu hambat masuknya zat besi. Risiko satunya lagi adalah lansia," tambah pakar FKUI-RSCM ini.

Ilustrasi boba

Photo :
  • Pixabay/sam651030

Dijelaskan Prof Lia, sapaannya, minuman boba juga termasuk lantaran biasanya terdiri dari bahan-bahan berupa teh dan kopi. Di dalam teh, kopi, serta gandum sendiri ada zat-zat tertentu yang menghambat penyerapan zat besi. Seperti tanin di teh dan kafein di kopi.

"Zat itu hambat masuknya besi. Kita enggak boleh terlalu byk konsumsi makanan tersebut," katanya.

Dukung Pelaku Industri Kopi Lokal, Bank Mandiri Kembali Gelar Jakarta Coffee Week 2024

Maka dari itu, umumnya nutrisi yang kurang sehingga memicu zat besi menurun bisa didapat dari protein hewani. Pada daging merah dan jeroan, Prof Lia menyampaikan bahwa zat besi di dalamnya sangat tinggi. Pada sayuran pun sebenarnya ada, namun zat besi di dalamnya sulit diserap.

"Konsumsi vitamin C bisa memasukan besi ke tubuh. Makanya seperti orang Inggris, mereka banyak minum teh lalu pakai jeruk, itu untuk netralisir. Memang tidak boleh banyak-banyak (minum teh dan kopi). Apalagi anak-anak sekarang minum kopi, boba, hati-hati terjadi kekurangan zat besi," ujarnya.

Menikmati Akhir Pekan Tenang di Bogor, Pemandangan Hijau Ditemani Kopi dan Kudapan Lezat!
Ilustrasi Kopi

Tradisi dan Identitas, Kopi sebagai Warisan Budaya Indonesia

Perjalanan kopi di Indonesia dimulai pada abad ke-17 ketika Belanda membawa bibit kopi Arabika dari Yaman ke Nusantara

img_title
VIVA.co.id
19 November 2024