Hari Asma Sedunia 2022: Kenali Gejala Umum yang Harus Diwaspadai
- Freepik/freepik
VIVA – Hari Asma Sedunia diperingati 5 Mei setiap tahunnya. Hari Asma diperingati untuk meningkatkan kesadaran tentang asma dan pengelolaannya di seluruh dunia. Tema Hari Asma tahun ini adalah 'Menutup Kesenjangan dalam Perawatan Asma.'
Asma merupakan penyakit tidak menular yang menyerang anak-anak maupun orang dewasa. Hal ini terutama disebabkan ketika saluran udara di paru-paru menyempit menjadi peradangan dan pengencangan otot. Tingkat keparahan asma bervariasi dari orang ke orang dan sangat tergantung pada infeksi virus, debu, asap, kondisi cuaca, serbuk sari, hewan, sabun dan parfum.
Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), asma memengaruhi sekitar 262 juta orang pada 2019 dan menyebabkan 461 ribu kematian.
"Orang dengan asma yang tidak diobati dapat mengalami gangguan tidur, kelelahan di siang hari dan konsentrasi yang buruk. Penderita asma dan keluarganya dapat bolos sekolah dan bekerja, dengan dampak finansial pada keluarga dan masyarat luas," kata WHO, dilansir Times of India, Kamis 5 Mei 2022.
"Jika gejalanya parah, penderita asma mungkin perlu menerima perawatan kesehatan darurat dan mereka mungkin dirawat di rumah sakit untuk perawatan dan pemantauan. Dalam kasus yang paling parah, asma dapat menyebabkan kematian," tambah badan kesehatan dunia itu.
Penderita asma membutuhkan inhaler. Ada dua jenis utama inhaler yang dipakai, yaitu bronkodilator seperti salbutamol dan steroid seperti beclometasone.
Gejala asma
Beberapa gejala umum asma antara lain, batuk, mengi, sesak napas, dan sesak di dada. Gejala asma intermiten, biasanya memburuk di malam hari dan selama berolahraga. Beberapa gejala umum asma lainnya antara lain kecemasan, bangun lebih awal, detak jantung cepat atau iritasi tenggorokan.
Siapa yang berisiko lebih besar?
Orang yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki risiko asma yang lebih besar. Orang yang punya alergi seperti eksim dan rinitis, juga memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena asma.
Mereka yang memiliki riwayat keluarga asma, pun lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit ini. Selain berat badan rendah saat lahir, prematuritas, paparan asap tembakau dan sumber polusi udara lainnya, infeksi virus pernapasan juga membuat seseorang rentan terhadap asma.
Apakah asma bisa disembuhkan?
Asma tidak bisa disembuhkan, namun penyakit ini dapat dikelola. Direktur Pulmonologi, Rumah Sakit Max Shalimar Bagh, India, Dr Inder Mohan Chugh, berbicara mengenai bagaimana penanganan asma.
"Berkaitan dengan fakta bahwa kondisi (asma) tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, sehingga pengeloaan penyakit yang efisien memainkan peran penting dalam memastikan kualitas yang lebih baik," ujarnya.
"Menghubungkan sejumlah besar faktor seperti kurangnya kesadaran di antara pasien dan pengasuh, kurangnya akses ke diagnosis yang tepat dan modalitas pengobatan, dan dalam beberapa kasus, keengganan untuk menerima diagnosis, adalah beberapa penyebab utama peningkatan kasus asma," sambungnya.
Dokter tersebut menambahkan, pasien dengan asma sedang hingga berat harus minum obat jangka panjang setiap hari untuk mengendalikan peradangan yang mendasarinya dan mencegah gejala dan serangan.
"Penyandang asma dan keluarganya membutuhkan edukasi untuk lebih memahami asmanya, pengobatannya pemicunya untuk dihindari, dan bagaimana mengelola gejalanya di rumah. Penting juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengurangi mitos dan stigma yang terkait dengan asma," pungkas WHO.