Banyak Intai Balita, Hepatitis Misterius Punya 2 Jalur Penularan

Ilustrasi anak sakit.
Sumber :
  • freepik/lifeforstock

VIVA – Hepatitis misterius yang terjadi secara akut dan membahayakan nyawa masih ditelusuri penyebab kemunculannya. Para pakar menyakini ada sejumlah virus yang sebelumnya memicu penyakit lain, ikut andil sebagai penyebab hepatitis misterius tersebut.

Bahaya Batuk Rejan yang Dibiarkan Parah, Sebabkan Komplikasi Penyakit hingga Kematian

Dokter Anak konsultan Gastrohepatologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Prof. dr. Hanifah Oswari Sp.A (K), menyebutkan bahwa hingga saat ini belum ada penyebab pasti dari kemunculan hepatitis misterius. Namun, dokter Hanif menduga kaitan sejumlah virus, termasuk pemicu COVID-19.

"Sampai saat ini meski belum diketahui penyebabnya. Tapi, ada beberapa virus diduga berperan. (Seperti) adenovirus 41, SARS-CoV-2, juga (virus) TBC," tutur Lead Scientist untuk kasus Hepatitis Misterius, dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan RI, Kamis 5 Mei 2022.

Hampir 40.000 Kasus Hepatitis Tercatat di Gaza Sejak Dimulainya Perang Israel

Lantaran dugaan virus tersebut, dokter Hanif menilai sifat virus tersebut berkaitan dengan dua 'pintu masuk' yakni saluran cerna dan pernapasan. Maka dari itu, pencegahan perlu dilakukan sejak dini agar tak ada virus yang masuk dan menginfeksi dua sistem di tubuh itu.

"Kebanyakan dari virus-virus yang diduga ini, menular lewat saluran cerna dan napas. Pencegahannya, jaga jangan sampai anak-anak terinfeksi virus melalui jalan masuk. Jaga dari saluran napas, misal tindakan cuci tangan dengan sabun terutama saat ingin makan dan minum. Jaga kebersihan. Pastikan makanan dan minuman itu matang dan tidak memakai alat makan bersama," paparnya.

Waspada Hepatitis Bisa Jadi Kanker Hati, Bagaimana Gejalanya?

Hindari juga kontak dengan orang sakit agar anak tetap sehat. Untuk menjaga dari infeksi saluran pernapasan atas, dianjurkan juga memakai masker dan jaga jarak seperti protokol kesehatan terhadap COVID-19. Lantas, benarkah virus ini hanya mengintai usia anak dan tidak menjangkiti orang dewasa?

Ilustrasi anak sakit.

Photo :
  • Pexels/miroshnichenko

"Dari laporan di banyak negara sudah diteliti bahwa kasus tertua usia 16 tahun. Tidak ada yang lebih (tua). Ternyata kebanyakan di bawah 10 tahun. Di Inggris mengatakan banyak kasus pada anak bawah 5 tahun. Kelihatannya penyakit ini khusus mengenai anak-anak," terangnya.

Senada, Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, menyebutkan bahwa ada tatalaksana hepatitis misterius yang diperbaharui oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sesuai dengan protokol WHO dan CDC, di mana yang penting saat ini adalah mencegah dan mendeteksi dini. Penularannya sendiri terjadi melalui dua hal yaitu makanan dan udara sehingga orangtua patut waspada.

"Penularan tadi disampaikan bisa melalui makanan (foodborne disease) atau melalui udara (airbone) orang tua yang punya gejala sakit kuning tidak kontak dengan anak sehat dan terapkan higiene dan sanitasi yang baik serta prokes," terang Nadia.

Sebagai upaya peningkatan kewaspadaan, pencegahan dan pengendalian Infeksi Hepatitis Akut pada Anak, pemerintah telah menerapkan beberapa hal, diantaranya dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 tentang kewaspadaan terhadap penemuan kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology).

Selain itu Kemenkes telah menunjuk antara lain Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso dan Laboratorium Fakultas Kedokteran UI sebagai laboratorium rujukan untuk pemeriksaan spesimen.

Pemerintah juga meminta seluruh tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk menerapkan pencegahan dan pengendalian infeksi, khususnya untuk infeksi virus. Selain itu juga diharapkan adanya rumah sakit rujukan di setiap Kabupaten.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya