WHO Ungkap Nyaris 230 Anak Terjangkit Hepatitis Misterius
- Pexels/Cottonbro
VIVA – Wabah hepatitis misterius pada anak-anak kini telah menyebar ke 20 negara, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Penyakit ini sejauh ini telah diidentifikasi pada hampir 230 anak, termasuk 145 di Inggris, serta 3 kematian di Indonesia.
Pejabat kesehatan Inggris mengatakan kemungkinan seorang anak terkena hepatitis tetap "sangat rendah", tetapi orang tua harus mengetahui gejalanya. Menurut WHO, sebagian besar kasus muncul di Eropa.
Dikutip dari laman The Sun, WHO mencatat peningkatan signifikan yang tidak terduga dalam kasus di antara anak-anak muda yang sebelumnya sehat di Inggris. AS memiliki infeksi tertinggi kedua (27), diikuti oleh Spanyol (13) dan Israel (12).
“Pada 1 Mei, setidaknya 228 kemungkinan kasus dilaporkan ke WHO dari 20 negara, dengan lebih dari 50 kasus tambahan sedang diselidiki," ujar Juru bicara WHO Tarik Jasarevic mengatakan kepada wartawan di Jenewa.
Pembaruan menunjukkan delapan negara telah mendeteksi kasus dalam seminggu terakhir sejak pembaruan WHO sebelumnya. WHO telah mengonfirmasi bahwa satu anak, dari lokasi yang dirahasiakan, telah meninggal karena penyakit radang hati.
Empat kematian lainnya - tiga di Indonesia dan satu di AS - telah dilaporkan oleh kementerian kesehatan, tetapi tidak secara resmi dikonfirmasi sebagai terkait. Kasus luar biasa ini juga mengungkap sekitar 18 anak membutuhkan transplantasi hati, termasuk 10 di Inggris.
Munculnya penyakit pada anak-anak, sebagian besar di bawah usia 10 tahun, telah mengirimkan riuh kekhawatiran ke seluruh dunia. Sumber penyakit ini membingungkan para dokter di seluruh dunia, dengan tak terdeteksinya hepatitis tipe A-E.
Hal ini diduga terkait dengan infeksi adenovirus. Adenovirus biasanya menyebar melalui kontak pribadi yang dekat, tetesan pernapasan, dan permukaan. Ada lebih dari 50 jenis adenovirus, yang paling sering menyebabkan flu biasa.
Tetapi bukti awal menunjukkan bahwa anak-anak dengan hepatitis telah terinfeksi adenovirus tipe 41 yang menyebabkan gejala sakit perut, muntah, mual dan diare. Ini muncul sebelum tanda-tanda peradangan hati, yang mungkin termasuk penyakit kuning - menguningnya kulit dan mata.
Kasus di Indonesia
Kementerian Kesehatan Indonesia mengatakan bahwa tiga anak telah meninggal di rumah sakit di ibu kota Jakarta bulan lalu. Anak-anak, berusia dua, delapan, dan 11 tahun, pertama kali menunjukkan tanda-tanda seperti sakit perut dan muntah.
"Mereka kemudian mengalami demam, sakit kuning, kejang dan kehilangan kesadaran," kata juru bicara kementerian Siti Nadia Tarmizi.
Kepala kesehatan AS menerbitkan sebuah studi di sebuah cluster di Alabama, di mana sembilan anak juga dinyatakan positif adenovirus 41.
Imbauan untuk Orangtua
Dr Meera Chand, Direktur Clinical and Emerging Infections di UK Health and Security Agency (UKHSA) mengatakan, ini adalah waktu yang mengkhawatirkan bagi orang tua. Dia mendesak mereka untuk waspada terhadap tanda-tanda peringatan pada anak-anak mereka, terutama penyakit kuning, yang paling mudah dikenali sebagai semburat kuning di bagian putih mata.
“Seperti biasa, anak-anak yang mengalami gejala seperti muntah dan diare harus tinggal di rumah dan tidak kembali ke sekolah atau penitipan anak sampai 48 jam setelah gejalanya berhenti," kata dia.