Alasan Pasien Diabetes Tak Dianjurkan Makan Ketupat Saat Lebaran
- Times of India
VIVA – Hari Raya Idul Fitri selalu disambut dengan suka cita oleh seluruh umat muslim di dunia, termasuk melalui ragam sajian makanan yang menarik dan kaya rasa. Di Indonesia sendiri, sajian khas yang selalu ada di meja makan saat lebaran termasuk pilihan nasi, lontong, hingga ketupat.
Ketiga pilihan karbohidrat tersebut selalu menemani berbagai macam lauk yang tersaji saat lebaran tiba. Kendati begitu, ketiganya termasuk dalam jenis karbohidrat sederhana sehingga memicu lonjakan gula darah dengan cepat. Hal ini tentu tak baik bagi pengidap diabetes.
Dituturkan dokter spesialis gizi klinik, dr. Ngesti Mulyanah, Sp.GK, M.Gizi, penyandang diabetes harus mampu mengontrol asupan gula saat lebaran nanti. Salah satunya dengan mengganti jenis karbohidrat sederhana menjadi kompleks sehingga rendah gula.
"Diabetes harus konsumsi sumber bahan karbohidrat kompleks misal beras merah. Bisa juga ganti beras cokelat atau hitam," tuturnya dalam acara Hidup Sehat, TvOne, Rabu 27 April 2022.
Di tiga jenis beras tersebut, dokter Ngesti memaparkan bahwa terdapat banyak serat yang membantu pasien diabetes mengontrol gula darah. Asupan tersebut pada akhirnya membuat gula darah tetap stabil. Sementara pilihan karbohidrat sederhana seperti nasi, lontong, dan ketupat memicu lonjakan gula darah serta cepat juga turun secara drastis.
"Jika mau makan makanan lebaran, ganti lontong atau ketupat dengan nasi merah, coklat, dan hitam karena ada seratnya. Boleh coba buat ketupat dari beras merah," kata dia.
Secara umum, mengontrol porsi makan saat lebaran dianjurkan bagi siapa saja. Termasuk dengan memilih jenis karbohidrat tadi atau pun membatasinya hanya 100 gram lontong, ketupat maupun nasi. Pastikan juga membatasi lauk pauk yang tinggi santan dan lemak.
"Jangan lupa untuk konsumsi sayur dan jangan skip sayur karena butuh serat. Apalagi lontong dan ketupat seratnya tidak banyak. Pencuci mulutnya ganti buah seperti melon, semangka," tuturnya.