Selain Covid-19, Ini 5 Virus Paling Berbahaya di Dunia

Pasien COVID-19 istirahat di rumah sakit darurat di Shanghai, China.
Sumber :
  • Chinatopix via AP

VIVA – Virus paling berbahaya di dunia. Manusia telah memerangi virus jauh sebelum spesies kita berevolusi menjadi bentuk modernnya. Untuk beberapa penyakit virus, vaksin dan obat antivirus telah memungkinkan kita untuk mencegah penyebaran infeksi secara luas, dan telah membantu orang yang sakit pulih. Untuk satu penyakit cacar kami sudah bisa memberantasnya, membersihkan dunia dari kasus-kasus baru.

Ketua MPR Harap Trump Mampu Redam Konflik di Sejumlah Kawasan

Namun, kita masih jauh untuk bisa mengalahkan virus. Beberapa virus telah berpindah dari hewan ke manusia dalam beberapa dekade terakhir, menyebabkan wabah besar dan membunuh ribuan orang. Jenis virus yang mendorong wabah Ebola 2014-2016 di Afrika Barat dan membunuh hingga 90% orang yang terinfeksi, menjadikannya anggota paling mematikan dari virus Ebola.

Tetapi ada virus lain yang sama mematikannya yaitu virus corona yang baru muncul sekitar awal tahun 2020, wabah ini pun sudah menyebar keseluruh dunia, wabah ini pun menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat karena kita belum memiliki obat untuk menyembuhkannya, hanya baru beberapa vaksin saja.

How an App Became Indonesia's Essential Weapon Against Covid-19

Berikut beberapa virus berbahaya di dunia, seperti dikutip dari Livescience, sebagai berikut:

1. Virus Covid-19

Gunung Lewotobi Laki-Laki Berstatus Awas, Batas Zona Bahaya 7 Kilometer

Warga menggunakan masker untuk melindungi diri dari COVID-19 di Beijing, China.

Photo :
  • AP Photo/Andy Wong

Covid-19 atau yang dikenal sebagai coronavirus pertama kali diidentifikasi pada Desember 2019 di kota Wuhan di China. Virus itu mungkin berasal dari kelelawar dan melewati hewan perantara sebelum menginfeksi manusia, menurut Nature.

Wabah ini yang mendorong hampir semua negara memberlakukan karantina besar-besaran yang terkena dampak dan berupaya untuk memberhentikan penyebaran yang lebih luas lagi. Sejak kemunculannya, virus tersebut telah menyebabkan lebih dari lima juta kematian di seluruh dunia.

COVID-19, menimbulkan risiko lebih tinggi bagi orang-orang yang memiliki penyakit bawaan seperti asma, diabetes dan penyakit lainnya, menurut WHO. Gejala umum termasuk demam, batuk, kehilangan rasa penciuman, sesak napas dan gejala yang lebih serius termasuk kesulitan bernapas dan nyeri dada.

2. Virus Ebola

Virus Ebola

Photo :
  • vstory

Pada tahun 1976, wabah Ebola pertama menyerang manusia di Republik Sudan dan Republik Demokratik Kongo. Ebola menyebar melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya. Wabah yang sedang berlangsung di Afrika Barat dimulai pada awal 2014, dan merupakan wabah penyakit terbesar dan paling kompleks hingga saat ini, menurut WHO.

Pada Desember 2020, vaksin Revebo telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS. Vaksin ini membantu mempertahankan diri dari virus Ebola Zaire dan persediaan secara menyeluruh tersedia mulai Januari 2021.

3. Virus Rabies

vaksin rabies

Photo :
  • Wima Saraswati/VIVAnews

Meskipun vaksin rabies untuk hewan peliharaan yang sudah diperkenalkan pada 1920-an, membantu penyakit ini sangat langka di negara maju, akan tetapi kondisi ini tetap menjadi masalah serius di India dan sebagian negara Afrika.

Infeksi dari virus ini berkembang setelah gigitan atau cakaran dari hewan yang terinfeksi. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada otak dan saraf. Begitu gejala mulai terlihat, kematian hampir selalu mengikuti, menurut National Health Service (NHS).

"Ini menghancurkan otak, itu penyakit yang sangat buruk," kata Muhlberger. "Kami memiliki vaksin rabies, dan kami memiliki antibodi yang bekerja melawan rabies, jadi jika seseorang digigit hewan rabies, kami dapat mengobati orang ini," Tambahnya. Akan tetapi jika anda tidak mendapatkan perawatan yang tepat, makan bisa dipastikan 100 persen anda akan mengalami kematian.

4. Virus HIV

Ilustrasi HIV

Photo :
  • Times of India

Vitus mematikan lainnya adalah HIV, seperti diungkapkan langsung oleh Dr. Amesh Adalja "Virus ini masih menjadi pembunuh terbesar". Diperkirakan 32 juta orang telah meninggal karena HIV sejak penyakit ini pertama kali dikenali pada awal 1980-an. "Penyakit menular yang paling banyak memakan korban manusia saat ini adalah HIV," kata Adalja.

Obat antivirus yang kuat telah memungkinkan orang untuk hidup selama bertahun-tahun dengan HIV. Tetapi penyakit ini terus menghancurkan banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Hampir 1 dari 25 orang dewasa di wilayah Afrika terkena penyakit HIV, yang berarti ada lebih dari dua pertiga orang yang hidup dengan kondisi penyakit HIV. Menurut WHO, pada tahun 2020, ada sekitar 680.000 yang meninggal terkait HIV di seluruh dunia.

5. Virus Marburg

Marburg

Photo :
  • U-Report

Menurut WHO, virus Marburg pertama kali diidentifikasi oleh para ilmuwan pada tahun 1967, ketika wabah kecil terjadi di antara pekerja laboratorium di Jerman yang terkena monyet terinfeksi yang diimpor dari Uganda.

Gejala virus Marburg mirip dengan Ebola karena kedua virus dapat menyebabkan demam berdarah, artinya orang yang terinfeksi mengalami demam tinggi, dan pendarahan di seluruh tubuh yang dapat menyebabkan syok, kegagalan organ, dan kematian, menurut Mayo Clinic.

Wabah virus Marburg pertama diketahui di Afrika Barat dikonfirmasi pada Agustus 2021. Kasusnya adalah seorang pria dari Guinea barat daya, yang mengalami demam, sakit kepala, kelelahan, sakit perut, dan pendarahan gusi. Wabah ini berlangsung selama enam minggu.

Ilustrasi malvare/virus/keamanan siber.

7,9 Juta Perangkat di Indonesia Terinfeksi Virus

Indonesia mengalami jumlah insiden ancaman lokal sebesar 7,954,823 kasus.

img_title
VIVA.co.id
28 November 2024