Bahaya di Balik Segarnya Teh Manis Saat Kumpul Lebaran
- Pexels/Unsplash
VIVA – Kesegaran minuman manis kerap menemani melepas dahaga ketika asyik berkumpul di momen hari raya lebaran. Siapa sangka, minuman manis yang begitu nikmat di lidah ini justru biang kerok tubuh makin lebar saat lebaran lho.
Nutritionist sekaligus merupakan anggota dari Dietetic Advisory Board (DAB) Herbalife Nutrition, Aria Novitasari, mengatakan bahwa tak sedikit masyarakat yang mengeluhkan kenaikan berat badan setelah puasa Ramadhan. Bukan tanpa sebab, banyak yang justru keasyikan menikmati momen Lebaran seolah balas dendam dengan mengonsumsi berbagai makanan dan minuman, termasuk yang tinggi kalori.
"Minuman manis berkalori. Hampir semua rumah yang kita temui saat lebaran pasti berkalori tinggi entah itu teh manis, soda, sirup. Kalau lebaran kan biasanya udara agak panas, atau kumpul keluarga paling enak minum manis berkalori tinggi. Dampaknya, kalau nggak bisa dikontrol impact kalori berlebihan dan berat bertambah," tuturnya dalam media gathering virtual Herbalife, beberapa waktu lalu.
Bahkan, Aria menyebut, kalori tinggi dari es teh manis dan sirop bisa saja lebih tinggi dari porsi makan besar. Selain itu, kesalahan yang juga kerap tak disadari adalah pemilihan jenis menu Lebaran seperti double karbohidrat atau lemak. Misal, memilih gulai dan opor dalam satu porsi yang memiliki kadar lemak tinggi lantaran santan yang dipanaskan berulang kali.Â
"Kelebihan asupan karbohidrat. Misal udah makan ketupat. Ternyata lauknya sambel goreng kentang ati. Kan kentang karbohidrat juga. Misal juga makan ketupat dan perkedel. Itu juga kan karbohidrat," terangnya.
Asupan tinggi gula dan lemak itu seringkali tak diimbangi dengan sumber serat dari sayur dan buah. Banyak masakan Indonesia yang meski memiliki sumber sayuran, namun pengolahan masak yang lama membuat nutrisinya menurun drastis.
"Terbatas konsumsi serat saat Lebaran. Sayur godok, sayur labu, ternyata si sayur itu per porsi tidak sama banyak dengan makanan berlemak lainnya. Masih terbatas banget asupan serat saat lebaran," imbuhnya.
Apabila pola makan seperti itu terjadi, Aria mengingatkan bahwa kalori tinggi akan tertimbun di lemak. Terlebih, sebagian besar masyarakat menikmati momen lebaran dengan tanpa olahraga.
"Pola seperti itu terjadi. Lebaran 2 hari tapi nggak nutup kemungkinan berat yang sudah ideal saat puasa, tapi karena makan nggak dikontrol, jadi berat berlebih," pungkasnya.