Suram, China Hadapi Kasus Kematian COVID-19 Tertinggi
- Pixabay/Tumisu
VIVA – Saat tren kasus COVID-19 di berbagai negara tengah melandai, China justru mengalami masa suram dengan lonjakan kasus tanpa henti. Bahkan, kasus kematian meningkat meski lockdown telah diberlakukan sejak beberapa waktu lalu di pusat kota China, Shanghai.
Dikutip dari France 24, Shanghai melaporkan 39 kematian akibat COVID-19 pada hari Minggu kemarin. Jumlah korban harian ini tertinggi meskipun berminggu-minggu telah melakukan lockdown. Tak heran, pemerintah ibu kota China, Beijing, memperingatkan situasi "suram" dengan meningkatnya infeksi.
Pusat ekonomi terbesar kedua di dunia itu telah berjuang untuk membasmi wabah terburuknya dalam dua tahun sejak pandemi berlangsung. Tempat pertama kali ditemukannya virus corona SARS-CoV-2 itu melakukan pedoman lockdown keras dan pengujian massal karena berpegang teguh pada kebijakan nol kasus yang ketat, yang berdampak besar pada bisnis dan sosialisasi publik.
Pusat bisnis kosmopolitan Shanghai hampir seluruhnya dikunci sejak awal bulan. Sontak, kondisi ini membuat rantai pasokan terganggu, dengan banyak penduduk terkurung di rumah mereka lebih lama lagi karena menjadi pusat wabah.
Kota terbesar di China itu hanya mengumumkan kematian pertamanya dari wabah pada 18 April lalu, meskipun melaporkan ribuan kasus setiap hari dalam beberapa pekan terakhir. Teranyar, Shanghai melaporkan 39 kematian lagi pada hari Minggu dari data Komisi Kesehatan Nasional sehingga total pasien meninggal menjadi 87, sementara negara itu mencatat hampir 22.000 kasus virus lokal baru.
"Kasus kematian harian tertinggi sebelumnya di Shanghai sejak lockdown adalah 12," dilaporkan sehari sebelumnya.
Ada pun, kota berpenduduk 25 juta itu telah berjuang untuk menyediakan makanan segar bagi mereka yang melakukan lockdown di rumah. Sementara pasien telah melaporkan kesulitan mengakses perawatan medis reguler ketika ribuan staf kesehatan dikerahkan untuk pengujian dan perawatan COVID-19.
Pejabat kesehatan telah memperingatkan risiko khusus COVID-19 bagi populasi yang lebih tua dan sebagian besar tidak divaksinasi di negara itu, dengan mengatakan usia rata-rata di antara kematian dalam wabah Shanghai adalah 81 tahun.
Lima dari mereka yang meninggal telah divaksinasi, meskipun pihak berwenang mengatakan kematian itu melibatkan orang-orang yang memiliki penyakit dasar yang parah dan yang berada dalam kondisi kritis. Keraguan pun telah muncul atas kemanjuran vaksin buatan China itu lantaran Beijing belum mengimpor vaksin buatan asing.