Ukur Kesehatan Lambung dengan Maag Meter
- Pexels/Andrea Piacquadio
VIVA – Penyakit maag seringkali dikeluhkan banyak orang. Sakit maag atau dispepsia adalah rasa tidak nyaman di perut, seperti perut terasa penuh, rasa panas pada perut bagian atas, serta kembung. Penyakit ini, tentu bisa menjadi gangguan dan masalah serius jika tidak ditangani dengan baik, apalagi untuk mereka yang ingin menjalankan ibadah puasa Ramadhan.
Penyakit maag saat puasa bisa terjadi karena perut dalam keadaan kosong, tidak ada asupan makanan untuk dicerna, hingga stres yang berkelebihan. Penyebab lainnya ialah konsumsi makanan yang kurang sehat, seperti makanan pedas, asam, dan berlemak. Begitu juga jika terlalu banyak mengonsumsi kafein, alkohol, maupun minuman bersoda.
Gangguan maag akan menyebabkan ketidaknyaman, antara lain perut akan terasa begah dan kembung, bahkan kadang-kadang merasakan seperti melilit. Selain itu, perut terasa perih, mual, kembung, hingga nyeri ulu hati.
Pada akhirnya, kondisi tersebut akan membuat orang berisiko tidak mampu berpuasa. Oleh karena itu, edukasi mengenai kesehatan lambung sangat penting diperhatikan di tengah menjalankan ibadah puasa.
Terkait hal ini, PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui Brand PROMAG, brand market leader di kategori obat sakit maag di Indonesia, bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) melakukan edukasi pentingnya menjaga kesehatan lambung. Sebab, salah satu masalah kesehatan yang kerap dialami saat puasa ialah naiknya asam lambung atau sakit maag.
Edukasi ini melalui alat (tool) berbasis digital bernama maag meter, yang diciptakan untuk mengecek kondisi lambung dengan mudah dan praktis. Pengguna cukup mengunjungi laman https://promag.id/maag-meter, lalu menjawab lima pertanyaan sesuai dengan kondisi kesehatan yang dialami, kemudian hasil deteksi kesehatan lambung bisa langsung diketahui saat itu juga.
“Tujuan kami membuat tool ini untuk mengedukasi generasi muda tentang pentingnya kesehatan lambung terutama saat berpuasa,” ucap General Manager Commercial Kalbe Consumer Health, Kustanto Pramono.
”Karena faktanya, menurut Survey Populix tahun 2021, dua dari lima orang tidak menyadari dirinya terkena sakit maag,” tambahnya.
Melalui tool maag meter ini akan lebih mudah mengedukasi seseorang mengetahui gejala yg dialami apakah merupkan sakit maag, GERD atau bukan, terutama jika mengalami gejala-gejala seperti perih, mual, kembung, dan nyeri ulu hati.
"Jika diperlukan konsultasi lebih lanjut, para dokter dari IDI sudah siap dengan pemeriksaan dan konsultasi kesehatan gratis secara langsung ke masyarakat di beberapa kota di Indonesia, khususnya dalam rangkaian Ramadhan ini” papar Sekretaris Jenderal Pengurus Besar (PB) IDI dr. Ulul Albab, Sp.OG.
Maag meter pun akan mempermudah upaya mengedukasi masyarakat untuk mengetahui cara tepat menangani keluhan dari masing-masing gejala sakit maag. Maag meter juga telah divalidasi oleh Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) dan dibuat relevan dengan anak muda, agar mereka lebih peduli dengan kesehatan lambung.