Pap Smear Prosedur yang Digunakan untuk Mendeteksi Kanker Serviks

Pap Smear
Sumber :
  • CNET

VIVA – Pap smear adalah tes yang dilakukan untuk membantu mencegah kanker serviks atau mendeteksinya lebih awal. Serviks merupakan ujung rahim yang lebih rendah dan sempit yang membuka ke dalam vagina. Selama Pap smear, penyedia layanan kesehatan akan mengumpulkan sel-sel dari serviks dan mengetesnya di laboratorium.

Tantangan Terbesar Penanganan Kanker di Indonesia, Ternyata Berasal dari Masyarakat Sendiri

Sel-sel yang dibawa untuk dites di laboratorium tersebut kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk mengetahui adanya kanker atau tanda-tanda bahwa mereka mungkin akan menjadi kanker. Sel-sel yang dapat menjadi kanker disebut prakanker. Menemukan dan mengobati prakanker dapat membantu mencegah kanker serviks. Pap smear juga merupakan cara yang dapat diandalkan untuk menemukan kanker lebih awal sehingga akan lebih mudah untuk diobati.

Pap smear biasanya dikenal juga sebagai tes Pap, sitologi serviks, tes Papanicolaou, tes Pap smear atau teknik apusan vagina. Mengutip dari Medline Plus, berikut ini penjelasan lengkap mengenai Pap smear. 

Penting! Ini Cara Sederhana Deteksi Dini Kanker Payudara

Fungsi Pap smear

Ilustrasi kanker serviks.

Photo :
  • U-Report
Tak Hanya Untuk Alat Deteksi, Kepala BPOM Ungkap Manfaat Radioisotop untuk Kanker

Pap smear berfungsi untuk mencari perubahan abnormal pada sel serviks sebelum menjadi kanker. Kadang-kadang sel yang dikumpulkan selama Pap smear juga diperiksa untuk HPV, virus yang dapat menyebabkan perubahan sel yang dapat menyebabkan kanker.

Pap smear dan tes HPV adalah tes skrining kanker serviks yang mencari kanker sebelum timbulnya gejala lain. Penelitian menunjukkan bahwa skrining kanker serviks dapat sangat mengurangi jumlah kasus baru kanker serviks dan kematian akibat penyakit tersebut. Kamu bisa menanyakannya kepada penyedia tes, mana yang tepat untuk kamu atau apakah kamu harus melakukan Pap smear dan tes HPV.

Kenapa Pap smear perlu dilakukan?

Kanker serviks.

Photo :
  • U-Report

Secara umum, jika kamu berusia antara 21 dan 65 tahun, Pap smear ini perlu dilakukan secara teratur:

  • Jika kamu berusia antara 21 dan 29 tahun dan hasil Pap smear terakhir normal, maka kamu bisa menunggu tiga tahun hingga tes berikutnya.
  • Jika kamu berusia antara 30 dan 65 tahun dan hasil Pap smear terakhir normal, maka kamu bisa menunggu tiga tahun sampai tes berikutnya. Jika kamu juga memiliki hasil tes HPV yang normal, maka kamu dapat menunggu lima tahun hingga tes berikutnya.
  • Jika kamu berusia di atas 65 tahun, maka kamu tidak memerlukan Pap smear lagi, hal tersebut apabila kamu memiliki kriteria seperti berikut ini: Memiliki Pap smear yang normal selama beberapa tahun, pernah menjalani operasi pengangkatan rahim dan leher rahim karena memiliki kondisi yang bukan kanker, seperti fibroid.

Jika kamu memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker serviks, maka kamu akan direkomendasikan untuk melakukan skrining lebih sering atau setelah usia 65 tahun. Kamu mungkin memiliki risiko lebih tinggi jika kamu:

  • Memiliki Pap smear yang tidak normal di masa lalu
  • Mengidap HIV
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah
  • Terkena obat yang disebut DES (Diethylstilbestrol) sebelum kamu lahir. Antara tahun 1940-1971, DES diresepkan selama kehamilan untuk mencegah keguguran. Itu kemudian dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker tertentu pada anak-anak perempuan yang terpapar selama kehamilan.

Jika kamu berusia di bawah 21 tahun, skrining kanker serviks tidak dianjurkan. Risiko kamu terkena kanker serviks sangat rendah. Selain itu, setiap perubahan pada sel serviks cenderung hilang dengan sendirinya.

Jika kamu tidak yakin apakah kamu memerlukan Pap smear atau tidak, konsultasikan dengan dokter. 

Apa yang terjadi selama Pap smear?

Ilustrasi Pemeriksaan Kanker Serviks

Photo :
  • VIVA/Muhamad Solihin

Selama Pap smear kamu akan berbaring di meja pemeriksaan. Kemudian dokter akan menggunakan alat plastik atau logam yang disebut spekulum untuk memperlebar vagina, sehingga serviks dapat terlihat. Dokter juga akan menggunakan sikat atau usap kecil yang lembut untuk mengumpulkan sel-sel dari serviks. Sampel sel tersebutlah yang akan dikirim ke laboratorium untuk dilakukan tes.

Pap smear sering dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan panggul. Selama pemeriksaan panggul, dokter akan memeriksa rahim, ovarium dan area genital. Tetapi pemeriksaan panggul tidak selalu mencakup Pap smear. Jadi, ketika kamu menjalani pemeriksaan panggul, tanyakan kepada dokter apakah kamu akan menjalani Pap smear juga atau tidak.

Apa yang perlu dipersiapkan sebelum Pap smear? 

Perlu diketahui bahwa kamu tidak boleh melakukan Pap smear saat sedang menstruasi. Waktu yang baik untuk melakukan tes adalah sekitar lima hari setelah kamu selesai menstruasi. Selama dua hingga tiga hari sebelum tes, kamu tidak diperbolehkan untuk:

  • Menggunakan tampon
  • Menggunakan busa kontrasepsi, jeli atau krim
  • Menggunakan krim atau obat lain di vagina
  • Membilas vagina dengan air atau cairan lain
  • Berhubungan seks melalui vagina

Apakah risiko melakukan Pap smear?

Kamu mungkin merasakan sedikit ketidaknyamanan selama Pap smear. Setelah itu, kamu juga mungkin akan mengalami pendarahan yang sangat ringan. Tetapi tidak ada risiko lebih yang diketahui saat melakukan Pap smear.

Hasil Pap smear 

Saat kamu melakukan Pap smear ada tiga kemungkinan yang menjadi hasilnya, diantaranya sebagai berikut: 

1. Pap smear normal atau hasil "negatif"

Tidak ada perubahan abnormal yang ditemukan pada sel-sel serviks kamu. Kamu dapat menunggu tiga tahun untuk tes berikutnya. Jika kamu juga memiliki hasil tes HPV yang normal, kamu dapat menunggu lima tahun untuk tes berikutnya, tergantung pada usia dan riwayat kesehatan yang dimiliki.

2. Hasil yang tidak jelas atau tidak memuaskan

Sampel laboratorium mungkin tidak memiliki cukup sel, atau sel mungkin telah menggumpal atau disembunyikan oleh lendir. Biasanya dokter akan meminta kamu untuk mengikuti tes ulang dalam 2 hingga 4 bulan.

3. Pap smear abnormal atau hasil "positif"

Perubahan abnormal ditemukan pada sel serviks kamu. Sebagian besar waktu, hasil abnormal tidak berarti kamu menderita kanker serviks. Perubahan kecil pada sel biasanya kembali normal dengan sendirinya. Tetapi dokter dapat merekomendasikan tes lanjutan untuk diperiksa. Perubahan sel yang lebih serius dapat berubah menjadi kanker jika tidak dihilangkan. Menemukan dan merawat sel-sel ini sejak dini dapat membantu mencegah berkembangnya kanker.

Konsultasikanlah dengan dokter untuk mempelajari apa arti hasil Pap smear yang telah kamu jalani. 

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto

Sesuai Arahan Megawati, PDIP Dorong Riset dan Aplikasi Tanaman Herbal untuk Pengobatan Kanker

PDIP mendukung agar riset dan aplikasi tanaman obat-obatan herbal dalam mencegah dan mengatasi tumor dan kanker.

img_title
VIVA.co.id
2 November 2024