Pakar Sebut Vaksin Kombinasi Jaga Imun Anak saat Pandemi
- ANTV
VIVA – Saat ini, tersedia berbagai imunisasi yang bermanfaat untuk mencegah lebih dari 20 penyakit yang mengancam jiwa. Namun di tengah pandemi, tak sedikit anak yang terlambat menerima imunisasi. Lantas, apa yang patut dilakukan orangtua?
Imunisasi saat ini mencegah 2 hingga 3 juta kematian setiap tahun akibat penyakit seperti difteri, tetanus, pertusis, influenza, dan campak. Pada 2020–2030, diperkirakan bahwa imunisasi akan menyelamatkan lebih dari 32 juta nyawa, di mana 28 juta di antaranya adalah anak-anak berusia di bawah 5 tahun.
Ketua Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) Prof. Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro, Sp.A(K), mengatakan bahwa salah satu upaya pembentukan generasi sehat adalah menjaga generasi bangsa dari ancaman penyakit menular berbahaya melalui langkah pencegahan atau preventif bertahap yang dimulai dengan pemberian imunisasi kepada bayi dan anak.Â
"Namun, kondisi pandemi COVID-19 telah membuat sebagian orangtua khawatir untuk memberikan imunisasi bagi anaknya. Padahal imunisasi dasar penting bagi bayi dan anak sampai umur 18 bulan untuk melindungi dari berbagai penyakit berbahaya lain yang telah berjalan selama ini," katanya dalam acara virtual bersama Sanofi, beberapa waktu lalu.
Apabila, lanjutnya, banyak bayi dan balita yang tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap. Hal itu khawatir kelak dapat terjadi wabah berbagai penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi (PD3-I) yang akan mengakibatkan banyak anak sakit berat, cacat, atau meninggal.Â
"Maka dari itu, masyarakat harus betul-betul memahami bahwa hanya dengan Imunisasi Rutin Lengkap (IRL), anak-anak dan seluruh masyarakat akan terlindungi secara optimal dari PD3I," imbuhnya.
Untuk meningkatkan cakupan imunisasi yang tertinggal disarankan melakukan kejar imunisasi (catch-up immunization). Edukasi kepada orang tua menjadi penting untuk memahami bahwa putra-putrinya harus mengejar imunisasi yang tertinggal, termasuk dengan pemberian vaksin kombinasi dan suntikan ganda.
"Pemberian vaksin kombinasi dan suntikan ganda merupakan pilihan untuk mengejar imunisasi. Selain itu, imunisasi tidak hanya melindungi individu terhadap penyakit infeksi yang serius, namun juga melindungi komunitas yang lebih luas dengan meminimalkan penyebaran penyakit," bebernya.
Ada pun vaksin kombinasi merupakan gabungan dari lebih satu antigen dalam satu kemasan. Misalnya, MR atau DPT-HepB-Hib yang rupanya terbukti efektif dan efisien dilakukan pada anak.
"Imunisasi ganda itu pemberian secara bersama-sama. Ini sudah lama dipakai di luar negeri, WHO mengatakan sudah lama memberikan suntikan seperti ini di negara maju dan berkembang," jelasnya.
Pemberian vaksin kombinasi juga terbukti aman serta antibodi akan terbentu dalam satu waktu. Jika diberikan satu per satu, antibodi yang terbentu harus menunggu selama beberapa waktu sehingga perlu jeda sekitar 2 minggu untuk pemberian vaksin lain. Hal ini yang bisa makin memperlambat imunisasi si kecil.
Senada, pemberian suntikan ganda juga bermanfaat baik di masa pandemi agar meminimalisir kunjungan ke fasilitas kesehatan. Serta, anak-anak akan lebih terlindungi secara maksimal dari penyakit-penyakit berbahaya.
"Suntikan ganda ini aman, tidak berbahaya. Kalau sudah terlambat, kalau disuntik satu-satu nanti malah makin terlambat," pungkasnya.