Kemenkes Pastikan Sub Varian COVID-19 XE Belum Ditemukan di Indonesia
- Freepik
VIVA – Demi menekan penyebaran COVID-19 varian Omicron, pemerintah terus meningkatkan pemeriksaan genome sequencing. Sekretaris Direktorat Kesehatan Masyarakat Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, mengatakan bahwa sejak Januari, pemeriksaan spesimen genome sequencing naik 5 kali lipat.
Nadia melanjutkan, varian Omicron masih mendominasi secara nasional. Sementara, varian Delta semakin menurun distribusinya di Indonesia. Selain itu, Nadia juga mengingatkan mengenai munculnya sub varian baru yang dikenal dengan varian XE, XD dan XF. Namun, Nadia menyebut ketiga varian itu belum ditemukan di Indonesia.
"Varian XE merupakan gabungan dari genetik yang kita lihat dari sub varian BA.2 dan BA.1. Dari deteksi spesimen 19 Januari di Inggris terdapat 763 kasus varian XE," kata Nadia saat konferensi pers virtual Kementerian Kesehatan, Selasa 12 April 2022.
Nadia menambahkan, sub varian SE disebut lebih cepat menular dibanding BA.2. Meski belum cukup bukti secara epidemiologis, ilmuwan akan terus melihat perubahan di masyarakat.
"Ini tetap menjadi kewaspadaan walaupun lebih cepat menular dari Omicron, data sampai saat ini belum memadai, kita akan terus menekan laku penularan, memitigasi kemungkinan dampak dari sub varian yang jadi perhatian bersama," lanjut Nadia.
Sampai saat ini, kata Nadia, tidak ada perbedaan gejala khusus dari varian XE, XD dan XF. Sub varian ini masih merupakan satu jenis yang sama dengan Omicron.
"Kalau kita lihat, kemungkinan ada yang terinfeksi dua varian Delta dan Omicron kemudian membentuk sub varian ini," tambahnya.