Lonjakan Kasus COVID-19, China Minta Warga Tak Saling Berciuman

Virus corona
Sumber :
  • Times of India

VIVA – China nampaknya berada di tengah krisis dengan lonjakan kasus COVID-19 yang tak terduga di kota Shanghai. Untuk menahan penyebaran, pemerintah setempat bahkan memberi peraturan yang cukup aneh yakni dengan meminta warga untuk tidak saling berciuman, berpelukan, atau tidur bersama.

Dilema Produsen Mobil Listrik China: Laris tapi Merugi

Dikutip dari laman The Health Site, sebagai pusat keuangan terbesar di China, Shanghai memperpanjang lockdown menyusul meningkatnya kasus infeksi virus corona. Shanghai telah melangkah lebih maju dalam mencoba mengendalikan penyebaran dengan mengeluarkan apa yang tampak sebagai beberapa aturan baru yang aneh bagi warganya di Shanghai.

Penduduk di Shanghai mengungkapkannya ke media sosial untuk menunjukkan bagaimana otoritas kesehatan kota memberlakukan aturan ketat untuk menahan penyebaran virus COVID-19. Dalam sebuah video yang viral di Twitter, pengumuman dilakukan oleh drone di negara itu yang menyatakan bahwa penduduk tidak boleh bernyanyi dari balkon. 

China: Veto AS atas Rancangan Resolusi DK PBB untuk Gaza Tunjukkan Standar Ganda

"Kendalikan keinginan jiwa akan kebebasan dan jangan buka jendela untuk bernyanyi. Perilaku ini berisiko menyebarkan wabah," bunyi pesan tersebut.

Dalam video lain, petugas kesehatan terlihat mengimbau masyarakat untuk tidak tidur bersama atau berpelukan. Karena tindakan tersebut dapat meningkatkan penyebaran virus.

Brutal! Pengendara Mobil SUV Ini Tabrak Anak SD dan Orang Tua di China

"Mulai malam ini, pasangan harus tidur secara terpisah, tidak berciuman, berpelukan tidak diperbolehkan, dan makan secara terpisah. Terima kasih atas kerjasama Anda," bunyi pesan itu lagi.

Ini terjadi beberapa minggu setelah robot berkaki empat terlihat di jalan-jalan Shanghai, membuat pengumuman untuk memperingatkan orang-orang agar tidak keluar rumah.

Virus Corona.

Photo :
  • Times of India

Shanghai melawan gelombang COVID-19

Pusat keuangan terbesar China, Shanghai, memasuki minggu kedua penguncian yang diberlakukan untuk melakukan pengujian COVID-19 massal setelah laporan pasien Omicron tanpa gejala muncul awal bulan ini. Dengan 20.000 kasus harian, Shanghai menjadi episentrum baru COVID-19 di negara itu.

China daratan melaporkan 1.284 kasus baru COVID-19 yang ditularkan secara lokal, termasuk 322 di Shanghai, pada hari Rabu, Komisi Kesehatan Nasional China melaporkan pada hari Kamis. Rabu juga melihat 21.784 kasus tanpa gejala baru, termasuk 19.660 di Shanghai, katanya. Shanghai dengan populasi sekitar 26 juta, yang tetap dikunci selama beberapa hari, telah melakukan tiga putaran pengujian massal.

Menurut para ahli, lonjakan kasus yang tiba-tiba di seluruh Shanghai disebabkan oleh varian Omicron yang sangat menular dari COVID-19. Kota ini telah mencatat 114.000 kasus sejak gelombang wabah terbaru dimulai pada 1 Maret, mencatat lebih banyak kasus dalam sebulan daripada gabungan dua tahun sebelumnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya