Hati-hati, Sistem Kekebalan Terlalu Aktif Bisa Picu Eksim
- Freepik/wayhomestudio
VIVA – Keluhan kulit yang diawali dengan gejala gatal dan ruam kemerahan sudah sering terjadi dan dialami oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Rasa gatalnya seringkali bisa diredakan dengan obat, namun berbeda dengan gatal karena eczema atau eksim.
Eksim adalah reaksi alergi pada kulit dengan ciri khas berupa kemerahan, rasa gatal hingga kering bersisik. Penyebab utama terjadinya eksim bisa dari berbagai faktor.
Dilansir dari Healthline, Rabu, 6 April 2022, penyebab eksim masih belum sepenuhnya diketahui. Namun, para peneliti berpikir, eksim dipicu oleh sistem kekebalan yang terlalu aktif.
Eksim cenderung muncul ketika kulit terkena iritasi eksternal yang menyebabkan sistem kekebalan bereaksi berlebihan. Selain itu, para peneliti menemukan, beberapa orang dengan eksim tidak menghasilkan cukup protein yang disebut filaggrin (protein agregasi filamen). Protein ini bertanggung jawab untuk membantu kulit tetap lembap dan sehat.
Pemicu eksim
Eksim terjadi ketika satu atau lebih gejala muncul di kulit. Menurut National Health Service (NHS), penelitian telah menunjukkan, faktor eksternal dan internal dapat berkontribusi pada timbulnya eksim.
Beberapa pemicu umumnya antara lain, bahan kimia atau pengawet dalam pembersih atau deterjen, produk beraroma, asap rokok, alergen eksternal (serbuk sari, jamur, debu atau tungau debu), bahan kasar seperti wol dan kain sintetis.
Berkeringat, perubahan suhu, alergi makanan, bulu binatang, dan infeksi saluran pernapasan atas, juga dapat memicu terjadinya eksim.
Gejala eksim
Gejala utama eksim meliputi, kulit gatal, kering, kasar, bersisik, meradang dan teriritasi. Gejala-gejala tersebut bisa muncul, mereda, kemudian kambuh lagi.
Eksim bisa terjadi di mana saja, tetapi biasanya menyerang lengan, siku, bagian dalam dan bagian belakang lutut, pipi dan kulit kepala. Penyakit eksim tidak menular dan bisa berkurang tingkat keparahannya seiring bertambahnya usia.
Beberapa gejala lain termasuk, gatal hebat, bercak merah atau abu-abu kecokelatan, benjolan kecil dan menonjol yang mengeluarkan cairan saat digaruk, bercak kering dari cairan kekuningan yang kering yang dapat menandakan infeksi, kulit menebal dan bersisik, serta kulit terasa sakit.
Kebanyakan orang akan merasakan gejalanya di malam hari, sehingga sulit untuk tidur. Menggaruknya dapat mengiritasi dan menimbulkan luka pada kulit. Hal ini juga dapat menyebabkan infeksi, yang seharusnya bisa diobati dengan antibiotik.
Founder Biotalk, Wiwiek Wiral Arbi, juga berjuang dengan eksim. Dengan kesulitan menemukan skincare yang cocok, ia pun menghadirkan Biotalk.
"Dulu ketika awal berjuang, sangat sulit menemukan skincare yang cocok. Dari sana muncul keinginan saya untuk membantu orang-orang yang juga memiliki struggle yang sama. Akhirnya saya coba buat produk skincare dan bodycare natural yang sudah terverifikasi oleh BPOM, sehingga aman untuk digunakan kulit normal maupun sensitif," ujar Wiwiek dalam keterangannya.
Wiwiek menambahkan, di bulan Ramadhan ini mereka akan mengadakan kampanye #NoMoreKulitHaus dengan beberapa aktivitas seperti kegiatan berbagi takjil, bincang seru bersama beberapa dokter spesialis kulit, serta menghadirkan hampers Ramadhan.
"Kami ingin merangkul para eczema survivor yang berjuang dengan kulit kering dan dehidrasinya. Kami undang beberapa dokter spesialis kulit agar mereka bisa diskusi langsung mengenai eksim dan bagaimana penanganannya," kata Wiwiek.