COVID-19 Belum Usai, WHO Umumkan Ancaman Pandemi Berikutnya
- Pixabay/mattthewafflecat
VIVA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan, pandemi berikutnya dapat dipicu oleh virus zika dan serangan demam berdarah. Mereka memperingatkan bahwa ada patogen yang ditularkan melalui serangga, termasuk zika dan demam berdarah.
Virus Arthropoda-Borne (Arbovirus) seperti demam berdarah, demam kuning, chikungunya dan virus zika merupakan ancaman kesehatan masyarakat saat ini yang tinggal di daerah tropis dan sub tropis, di mana ada sekitar 3,9 miliar orang ada di sana.
Frekuensi dan besarnya wabah arbovirus ini, terutama yang ditularkan oleh nyamuk Aedes, meningkat secara global, didorong oleh konvergensi faktor ekologi, ekonomi, dan sosial.
Menurut WHO, demam berdarah menginfeksi 390 juta orang di 130 negara setiap tahun, di mana kondisi ini disebut sebagai endemik. Sedangkan virus zika yang menyebabkan wabah pada 2016, ditemukan dapat menyebabkan cacat lahir seperti microencephaly. Ini sudah terdeteksi setidaknya di 89 negara.
Selain itu, demam kuning menimbulkan risiko tinggi wabah di 40 negara dan menyebabkan penyakit kuning, demam berdarah serta kematian, seperti demam berdarah. Chikungunya, meskipun kurang dikenal, menjangkiti 115 negara dan menyebabkan artritis yang parah dan dapat melumpuhkan sendi.
"Tanda-tanda dan risiko penyakit ini meningkat," kata Telegraph, dilansir Times of India, Rabu 6 April 2022.
Para ahli telah berjuang untuk mengembangkan strategi untuk menghentikan wabah berikutnya yang meningkat menjadi bencana, sehingga menargetkan arbovirus berada di urutan teratas.
"Kami telah melalui 2 tahun pandemi COVID-19 dan kami telah belajar susah payah (biayanya) untuk bersiap menghadapi peristiwa berdampak tinggi," ujar direktur tim kesiapsiagaan bahaya infeksi global di WHO, Dr Sylvie Briand.
"Kami memiliki sinyal dengan SARS pada tahun 2003 dan pengalaman pandemi influenza 2009, tetapi masih ada kesenjangan dalam kesiapsiagaan kami. Pandemi berikutnya sangat mungkin disebabkan oleh arbovirus baru. Dan kami juga memiliki beberapa sinyal bahwa risikonya meningkat," tambah dia.
Badan kesehatan PBB itu mengatakan, tindakan internasional sangat penting dilakukan, mengingat frekuensi dan besarnya wabah arbovirus. WHO memperingatkan, jangkauan ini tumbuh karena didorong oleh perubahan iklim, pertumbuhan populasi dan meningkatnya urbanisasi.
"Ketika populasi perkotaan terus berkembang, ancaman penyakit ini semakin mengkhawatirkan," kata asisten direktur jenderal WHO, Dr Ren Minghui.
"Karena pengaturan tempat tinggal yang dekat memperkuat penyebaran virus ini, kita harus mengatasi tantangan ini sekarang untuk mencegah dampak bencana pada sistem kesehatan di masa depan," tambahnya.