Patah Tulang, Amankah Hanya ke Pengobatan Alternatif?

Ilustrasi tulang
Sumber :
  • Pixabay/geralt

VIVA – Tak sedikit pengobatan alternatif dipilih saat tubuh mengalami keseleo atau pun patah tulang dan merasa kondisinya membaik. Akan tetapi, cara tersebut justru tidak dianjurkan karena dapat memicu masalah pada sendi dan tulangnya.

Seorang Pelajar Patah Tulang dan Robek Kepala Masih Dirawat Intensif Imbas Truk Ugal-ugalan

Dituturkan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), dr. Muhammad Adib Khumaidi, Sp.OT., penatalaksanaan pengobatan alternatif dan medis jauh berbeda. Saat pasien mengeluh patah tulang, di dokter akan berikan penanganan untuk menyambungkan tulang sekaligus mengembalikan fungsinya.

"Pengobatan alternatif hanya prinsipnya sambungkan tulang. Padahal di orthopedi mengembalikan fungsi tulangnya. Mungkin dipasang bambu, satu sisi nyambung tapi juga tidak pas reposisinya. Atau karena diluruskan terus jadi kaku sendi. Kadang kita problem di tulangnya enggak bisa ditekuk, nanti kita lakukan lagi penatalaksaan lain. Kalau ada masalah di tulang maka segera ke orthopedi," tutur dokter Adib yang juga spesialis tulang, dalam acara virtual Kalbe Farma Tbk (Kalbe) dengan CGBio Korea untuk meluncurkan Novosis, Senin 4 April 2022.

Panduan Menjaga Kesehatan Tulang dan Sendi sejak Dini

Sejalan dengan itu, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan tahun 2018, di Indonesia tercatat angka kejadian fraktur sebanyak 5,5 persen, yang bisa disebabkan dari trauma, tekanan maupun kelainan patologis seperti osteoporosis. Fraktur tulang sendiri masih menjadi salah satu isu dalam kesehatan masyarakat dan menyebabkan beban ekonomi. Sebab, menurunnya produktivitas, terjadinya kecacatan, menurunnya kualitas hidup, hingga dapat berakibat fatal.

Ilustrasi pengapuran tulang

Photo :
  • Zheng Gu Shui
2 dari 5 Orang Indonesia Berisiko Osteoporosis, Ini Nutrisi dan Gaya Hidup yang Harus Diperhatikan

Untuk itu butuh penanganan tepat agar patah tulang bisa diatasi dengan tepat. Tujuan utama dari tatalaksana patah tulang adalah mengembalikan kondisi tulang seperti semula, dan untuk mencapai hal ini perlu dilakukan tindakan penggantian tulang yang hilang atau rusak, dengan menggunakan bonegraft. 

“Dengan kejadian fraktur yang cukup tinggi di Indonesia, maka perlu diberikan tindakan dan terapi yang tepat agar bisa mempercepat penyambungan tulang yang patah. Pada tindakan operasi juga dibutuhkan bonegraft (pengganti tulang yang hilang) yang biasa disebut cangkok tulang,” tambah dokter Adib. 

Ada pun novosis menjadi produk inovatif pertama di Indonesia ini merupakan kombinasi bonegraft sintetik dan growth factor rhBMP-2 (recombinant human Bone Morphogenetic Protein-2) untuk penanganan fraktur atau patah tulang. Fusi tulang (penyambungan tulang) dan derajat fusi juga lebih cepat serta lebih tinggi dibandingkan dengan autograft. Selain itu, rasa sakit yang diderita pasien dapat berkurang.

Kombinasi “dual action” bonegraft sebagai bahan pengisi tulang dan rhBMP yang berfungsi meningkatkan stimulasi tulang telah teruji secara klinis memberikan manfaat dan hasil yang memuaskan. Baik dari segi durasi operasi, maupun proses pemulihan tulang pasien, dengan resiko alergi dan nyeri paska operasi yang minimal. 

ilustrasi kanker tulang

Photo :
  • U-Report

Tentunya hal ini akan membantu dokter yang merawat dan berpengaruh pada kualitas hidup pasien yang bersangkutan. Menurut Ketua Stem Cell and Tissue Enginering Cluster IMERI FKUI, Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, Sp.OT. (K), pengalaman secara klinis menunjukkan bahwa dengan Novosis tindakan operasi menjadi lebih cepat, cukup di satu lokasi pembedahan.

“Bone morphogenetic protein (BMP) merupakan protein yang berperan penting dalam pembentukan dan regenerasi dari tulang dan tulang rawan. Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo sendiri, sudah banyak penelitian yang memanfaatkan BMP-II dalam perannya sebagai agen osteoinduktif,” tambah Prof. Dr. dr. Ismail Hadisoebroto Dilogo, Sp.OT. (K).

Prof Ismail menyebut bahwa pemanfaatkan BMP-II sebagai agen osteoinduktif terbukti aman dan mampu memungkinkan durasi pembedahan yang lebih cepat. Rendah resiko komplikasi ataupun donor-site morbidity, serta efektif dalam mentatalaksana patah tulang dan defek tulang kritis.

Ilustrasi patah tulang.

Photo :
  • U-Report

“Novosis akan melengkapi rangkaian produk bone graft Kalbe yang sudah ada bekerja sama dengan CGBio Korea, yaitu Bongros (Hydroxyapatite) dan Excelos Inject (micro Beta Tricalcium Phosphate),” ungkap Direktur Marketing Farma, PT Kalbe Farma Tbk, Ridwan Ong.

Bone graft (cangkok tulang) telah umum digunakan untuk penggantian tulang yang hilang atau rusak pada berbagai kasus operasi fraktur/ patah tulang termasuk di Indonesia. Bone graft dapat berasal dari tulang pasien itu sendiri (autograft) maupun dari tulang hewan atau sintetik.

Bonegraft sintetik (buatan), memiliki kelebihan dimana tidak ada resiko transmisi penyakit menular, mengurangi waktu dan resiko perdarahan saat operasi, serta secara suplai mudah dikelola. Kombinasi bone graft dengan growth factor memberikan efek sinergis pada pembentukan tulang baru yang berpengaruh pada percepatan pemulihan pasien.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya