Muncul Luka Seperti Ini di Kaki, Tanda Gula Darah Terlampau Tinggi
- pixabay/saulhm
VIVA – Diabetes berkaitan erat dengan sejumlah komplikasi kulit yang diakibatkan oleh pertahanan imun yang melemah. Tapi, penyakit ini bermanifestasi dalam berbagai cara, sehingga membuat diagnosis sulit.
Namun, lesi atau luka diabetes mungkin menjadi yang paling mudah dikenali, karena keunikan bentuk dan warnanya.
Diabetes muncul saat tubuh tidak lagi mampu mengubah gula menjadi energi, sehingga menyebabkan penumpukan glukosa di aliran darah. Mengatasi masalah ini adalah kunci mencegah komplikasi.
Tetapi, tanda-tanda peringatan bisa jarang dan sulit dikenali, sehingga banyak kasus terlambat diketahui. Meski kesembuhan luka yang lama juga muncul di orang yang tidak diabetes, lesi yang diakibatkan kontrol gula darah yang buruk bisa muncul dengan penampilan berbeda.
Dikutip laman Express, menurut Harvard Health, luka memar muncul saat semacam cedera merobek pembuluh darah kecil, yang disebut dengan kapilari, yang kemudian berdarah di bawah permukaan kulit. Meski kondisi itu sering diakibatkan cedera, sejumlah kondisi kondisi kronis bisa menyebabkan robekan mikroskopik di bawah kulit.
Membiarkan kadar gula adarah tinggi tidak terkontrol merupakan perkusor paling dikenal dari penyebab memar, karena pembuluh darah dan glukosa berinteraksi secara membahayakan. Akan tetapi, di stadium yang sudah tinggi, kondisi ini bisa memicu dermopati diabetes, di mana lesi cenderung membentuk pada bagian bertulang di tubuh, seperti tulang kaki.
Dermopati diabetes dikarakterisasikan dengan lesi seperti memar yang muncul dengan warna cokelat atau merah dan berbentuk oval. Lesi ini adalah akibat dari berkurangnya aliran darah ke area di sekitar cedera, yang mencegah luka sembuh dengan benar.
"Banyak pasien diabetes menderita luka yang lama sembuh, sembuh dengan benar, atau tidak pernah sembuh sama sekali, infeksi juga bisa muncul saat itu," kata Konsultan Bedah Plastik ternama di Adore Life, Hagen Schumacher.
Dia menambahkan, infeksi bisa menyebar dari luka ke jaringan dan tulang di dekatnya, begitu juga dengan bagian tubuh lainnya.
"Bisa mengancam jiwa atau mematikan pada beberapa situasi jika tidak cepat diobati," lanjutnya.
Memang, saat saraf menjadi rusak secara progresif, mereka kemungkinan menghadirkan banyak komplikasi lanjutan, termasuk neuropati diabetes. Masalah seperti ini bisa mengancam jiwa atau memicu amputasi dari bagian tubuh yang terdampak, jadi mengendalikan gula darah secara efektif sangat penting.
Suplemen dan obat-obatan menjanjikan banyak manfaat bagi kontrol gula darah, tapi perubahan gaya hidup sama efektifnya.
"Penting untuk menjaga kadar gula darah dalam batasan yang direkomendasikan oleh dokter Anda. Juga tak kalah penting untuk menjalani diet yang baik, yang meliputi protein berkualitas tinggi," kata Schumacher.
Protein, lanjut dia, adalah komponen krusial dalam penyembuhan luka yang membantu penyembuhan lebih cepat. Para peneliti juga menekankan pentingnya memilih karbohidrat kompleks dan menghindari yang sederhana dari diet Anda, untuk menghindari lonjakan gula darah.